Begal Surabaya Hasil Pengkaderan Komplotan Tragah Dibekuk

Polisi sita senjata api rakitan kelomplok begal motor
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Nadlir

VIVA.co.id - Komplotan pencurian dengan kekerasan alias begal kembali beraksi di Surabaya. Dua pelaku begal beraksi di saat jam padat masyarakat pulang dari kerja di Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya, sekitar pukul 15.00 WIB, Rabu, 4 Maret 2015.

Namun aksi nekat dua begal itu digagalkan Polisi Lalu Lintas (Polantas) Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya. Dua begal itu yang mengendarai sepeda motor Megapro itu diketahui bernama Syaiful (22 tahun) dan Rega Bagus (18 tahun), masing-masing warga Surabaya.

Meski berusia ramaja, aksi dua begal itu cukup berani. Mereka merampas tas milik Nurur Fadjriya (22 tahun) hingga korban terjatuh dan mengalami patah tulang pundaknya.

Meski sempat berhasil merampas tas korban, ketika akan melarikan diri, keduanya dibekuk Brigadir David Rizal Fattah dan Brigadir Riski Zamrut AP yang tengah mengatur lalu lintas tak jauh dari lokasi.

"Saya kejar di antara kemacetan. Terus saya peringatkan berhenti tidak mau, maka saya todongkan pistol dan akhirnya dia menyerah. Pelaku satunya, dikejar rekan saya," ujar Brigadir David Rizal Fattah di Markas Polrestabes Surabaya, Kamis, 5 Maret 2015.

Dua begal itu kini ditahan di Markas Polrestabes Surabaya. Menurut Kepala Unit Resmob Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Polisi Agung Pribadi, kedua pelaku merupakan jaringan kelompok curas Tanjungsari. Mereka nekat beraksi siang karena memang masih muda yang cenderung ceroboh.

"Mereka ini hasil regenerasi yang nekat. Meski tanpa senjata, mereka tega," katanya.

Dia juga mengatakan bahwa dua pelaku sudah berulang kali melakukan aksi begal di Surabaya. Terutama di Surabaya bagian barat.

"Memang tidak ada hubungan dengan kelompok Tragah Madura, tapi mereka juga dikader para pendahulunya (senior mereka yang merupakan hasil pengkaderan kelompok Tragah),” katanya.

Jaringan Tragah

Kelompok Tragah (sebuah daerah di Madura, Jawa Timur) adalah sindikat besar komplotan begal motor di Surabaya. Jaringan Tragah, di antaranya, kelompok Je'eh dan kelompok Ketelang.

Jaringan yang dipimpin mendiang Rohman alias Cak Rohman itu memiliki pola khusus untuk merekrut calon anggota atau calon kader begal. Ada tiga tahap pengkaderan bagi calon begal jaringan itu. Tahap pertama, mereka disuruh melihat dari kejauhan saat generasi tua seperti Cak Rohman beraksi. Tahap kedua, kalangan muda diajak beraksi dengan didampingi kalangan tua. Lalu, aksi berikutnya, kalangan muda diminta beraksi sendiri dengan dipantau dari kejauhan oleh generasi tua.

Polisi Surabaya menembak mati Cak Rohman pada pada 2014. Dia bukan hanya pemimpin tetapi juga ahli merekrut dan mengkader calon begal yang kelak menjadi anggota atau jaringannya. Sebagian besar adalah remaja.


Baca juga:

Modus Baru Begal, Pura-pura Tersenggol Motor Korban

(ren)

Aplikasi Partmaps Diklaim Antibegal

Aplikasi Antibegal Bikinan Mahasiswa ITS

Aplikasi itu dapat dimanfaatkan juga untuk kondisi darurat lain.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016