Jurnalis di Lampung Disekap, Diborgol dan Diancam Tembak

Foto ilustrasi
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Rd, jurnalis Tribun Lampung mengalami tindak kekerasan dan pengancaman yang diduga dilakukan oleh oknum polisi setempat. Ia sempat disekap, diborgol bahkan diancam akan ditembak oleh  oknum yang mengaku berasal dari Polresta Bandar Lampung.

“Saya syok dan trauma atas kejadian tersebut. Saya masih belum berani pulang ke rumah karena masih ada perasaan takut dan was-was. Saya trauma karena diperlakukan seperti teroris. Saya hanya memikirkan keselamatan istri dan anak saya,” ungkap Rd, Kamis dini hari, 5 Maret 2015.

Dalam ceritanya, aksi penangkapan Rd yang terjadi pada Rabu siang, 3 Maret 2015, tersebut. Diawali saat ia pulang kerumah untuk mengambil air susu ibu (ASI) anaknya di rumah, di wilayah Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. Namun, pada siang itu, saat berada di rumah, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu rumahnya.

Tak lama, masuklah empat orang yang mengaku dari anggota kepolisian Resort Kota Bandar Lampung dengan berpakaian sipil. Rd pun langsung disekap, lehernya dipegangi. Rd mencoba melawan dan menanyakan maksud keempat oknum polisi itu.

Namun, bukan penjelasan yang didapat, Rd malah diborgol, dan diancam akan ditembak. “Saya bisa tembak kamu (jika melakukan perlawanan),” papar Rd menirukan ucapan salah seorang oknum polisi tersebut.

Rd bahkan sempat mengatakan kepada polisi tersebut bahwa ia merupakan jurnalis Tribun Lampung, namun tidak digubris. Para polisi itu bahkan kembali menanyakan kepada Rd satu nama yang katanya terkait kasus narkoba. Namun Rd mengaku tidak mengenal nama itu.

Setelah itu Rd mengatakan jika para polisi kemudian memanggil pihak Rukun Tetangga kelurahan setempat. Kepada Ketua RT tersebut, oknum polisi itu menunjukkan sebuah surat, yang Rd sendiri tidak melihat jelas surat tersebut.

Disaksikan Ketua RT, kelima polisi itu lantas menggeledah rumah Rd, namun tidak menemukan barang bukti narkoba, setelah terlebih dahulu melepaskan borgol ditangan Rd. Akhirnya, Rd diminta untuk melakukan tes urine ditempat.

Karena tidak terbukti mengkonsumsi narkoba, kelima polisi itu kemudian pergi tanpa mengucapkan permintaan maaf karena sudah melakukan kesalahan lokasi penggerebekan.


Baca juga:

Anak Buahnya Keroyok Wartawan, Kapolda Riau Minta Maaf
Ilustrasi/Kekerasan jurnalis

Sedang Liputan, Wartawan Ini Diinjak-injak Polisi

Aksi penganiayaan terhadap jurnalis oleh polisi kembali berulang.

img_title
VIVA.co.id
30 Desember 2015