Begal Tak Tahu Jalan Kabur, Babak Belur Digebuki

Polisi berpakaian ala Densus dalam razia begal motor
Sumber :
  • VIVAnews/Zahrul Darmawan (Depok)
VIVA.co.id
Aplikasi Antibegal Bikinan Mahasiswa ITS
- Seorang dari kawanan pencurian dengan kekerasan sepeda motor alias begal motor digebuki warga di Bandar Lampung, Lampung. Dia tersesat dan tak tahu jalan untuk kabur setelah membegal sepeda motor.

Modus Baru Begal, Pura-pura Tersenggol Motor Korban

Tersangka yang diketahui bernama Roni Sanjaya (21 tahun) babak belur dihakimi massa di sebuah areal persawahan di Jalan Pulau Karimun Jawa, Sukarame, Bandar Lampung. Dia baru saja beraksi merampas sepeda motor di depan sebuah warung internet di kecamatan itu.
Ibu Rumah Tangga Jual Ribuan 'Pil Setan' ke Begal


Roni mengaku beraksi bersama lima kawannya yang masing-masing memiliki peran dan tugas. Ada yang mengintai calon korban, ada yang bertindak sebagai eksekutor, dan ada yang khusus mengancam korban dengan senjata api. Tapi kawan-kawan Roni berhasil kabur.


Roni mengaku sudah dua kali beraksi di wilayah Bandar Lampung. Dia juga pernah tiga kali membegal di Bandung. “Semua motor hasil begal di Bandung, saya jual ke penadah di Karawang. Satu unit motor, dijual seharga Rp2 juta hingga Rp2,5 juta,” katanya di Markas Polsek Sukarame, Rabu, 4 Maret 2015.


Dari setiap hasil penjualan sepeda motor hasil kejahatannya, dia mendapatkan sedikitnya Rp1 juta. Dia menggunakan uang itu untuk membeli pakaian dan kebutuhan sehari-hari.


Roni mengakui bahwa untuk membegal sepeda motor, mereka selalu membawa senjata tajam dan senjata api rakitan. Mereka bahkan tidak segan-segan melukai korban yang melawan. Dari tangan Roni, disita barang bukti berupa dua unit sepeda motor, sebilah pisau, dan empat kunci T.


Wakil Kepala Polsek Sukarame, Ajun Komisaris Polisi Yarudi, mengatakan bahwa Roni bersama lima rekannya yang berasal dari Lampung Timur datang ke Bandar Lampung menggunakan dua sepeda motor berboncengan. Tujuannya adalah membegal sepeda motor.


Setibanya di tempat tujuan, Roni dan kawan-kawan membagi peran. Tersangka yang lain menunggu di simpang Campang, lalu Roni sebagai eksekutor. Seorang lagi mengawasi keadaan sekitar sambil menenteng senjata api untuk mengancam korbannya. Kedunya lalu berkeliling untuk mencari calon targetnya. Dua yang lain menunggu di atas motor.


Menurut Yarudi, dalam menjalankan aksinya, Roni dan kawan-kawan tidak segan untuk melukai korban menggunakan senjata api dan senjata tajam. “Kasusnya masih kami kembangkan. Selain memburu kelima pelaku lain yang kita tetapkan sebagai DPO (daftar pencarian orang/buron), kami masih melakukan penyelidikan siapa penadahnya,” katanya.


“Tidak menutup kemungkinan komplotan begal Roni memiliki jaringan pelaku lain yang ada di Kota Bandar Lampung,” dia menambahkan.


Pujiansyah/Lampung



Baca juga:


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya