Orangutan Diperjualbelikan di Facebook

Facebook Jadi Lapak Favorit Jual-Beli Orangutan
Sumber :
  • D.A. Pitaloka/Malang
VIVA.co.id
Sampel DNA Ikan Aneh di Minahasa Dikirim ke Eropa
– Dua organisasi peduli konservasi satwa, Animals Indonesia dan Centre for Orang Utan Protection (COP), mengampanyekan menghentikan perdagangan satwa dilindungi lewat Facebook. Mereka menemukan banyak perdagangan satwa langka di media sosial itu sepanjang tahun 2012 sampai 2015.

Petugas Bongkar Praktik Penjualan Satwa Langka di Surabaya

Dua organisasi itu telah menyita sedikitnya 28 satwa dilindungi dalam delapan operasi selama 2012 sampai 2015. Penyitaan terakhir pada Februari 2015 dengan temuan bayi orangutan tanpa induk yang ditawarkan sebesar Rp50 juta.
Bandar Satwa Dilindungi Diringkus Petugas


“Kami selalu melaporkan temuan kami pada aparat Kepolisian dan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam). Hasilnya ada puluhan satwa liar yang berhasil diselamatkan dari penyitaan tersebut,” kata Juru Kampanye Animals Indonesia, Elizabeth Laksmi, di Malang, Jawa Timur, Selasa, 3 Maret 2015.

Dia menjelaskan, penyitaan pada Februari itu berhasil membongkar salah satu sindikat penjual berbagai satwa eksotis yang dilindungi di daerah Garut, Jawa Barat.


Penangkapan itu berawal dari penawaran satwa dilindungi oleh pihak penjual dari sebuah grup tertutup dalam Facebook. Anggota COP, yang masuk di dalam grup itu, melakukan pendekatan dan meyakinkan penjual untuk bertemu dan bertransaksi.


“Penyergapan di lokasi dilakukan dengan aparat dari Mabes Polri, dan berhasil menemukan puluhan satwa dilindungi, mulai dari kuskus beruang, tarsius, monyet hitam dari Sulawesi, bayi orangutan dan sejumlah burung yang dilindungi,” katanya.


Seekor bayi orangutan yang kini dititipkan di Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga, Jawa Barat, sempat ditawarkan hingga Rp50 juta di laman Facebook yang sama. Bayi itu diduga ditangkap dari alam dan terpisah dari induknya.


“Mengambil bayi orangutan biasanya selalu dengan membunuh induknya. Bayi itu sepertinya ditangkap dari alam di Kalimantan,” kata Elizabeth.


Lapak favorit di Facebook


Selama ini, jual-beli satwa dilindungi selalu terjadi di Facebook. Media sosial dengan pengguna terbesar di Indonesia itu, menurut Elizabeth, banyak dipilih karena proteksinya sangat minim, bahkan nyaris tak ada. Penjual bisa leluasa membentuk grup dan menyeleksi anggota dalam grup tertutup atau rahasia itu. Mereka juga dengan leluasa memasang berbagai foto satwa yang dijual.


“Masing-masing foto dilengkapi dengan harga. Jika sepakat, penjual akan mengirim satwa lewat jalur pengiriman yang aman dari petugas sedangkan pembayaran dilakukan dengan transfer. Facebook lebih aman, karena website jual-beli online seperti OLX atau Kaskus sudah dilengkapi filter untuk jual-beli satwa,” katanya.


Dari penelusuran Animals Indonesia dan COP, para penjual satwa di Facebook kini semakin selektif dan protektif melindungi akun mereka. Jika sebelumnya grup bersifat tertutup, setelah banyak penjual yang tertangkap, grup diubah menjadi rahasia dan anggota pun disortir dengan ketat.


“Mereka tak bisa beralih ke Twitter karena model timeline akan terus berganti, tidak seperti Facebook,” imbuh Elizabeth.


Kampanye Facebook bersih


Untuk mengantisipasi jual-beli satwa melalui Facebook, Animals Indonesia dan COP melakukan kampanye simpatik di Malang dan Yogyakarta pada Selasa, 3 Maret 2015. Malang dipilih sebagai satu dari dua titik kampanye karena kota itu menjadi salah satu sentra pemasok satwa dilindungi.


“Banyak penjual satwa yang mendapat stoknya dari Malang, seperti lutung, berbagai jenis musang, binturung, juga macan tutul,” katanya.


Yogyakarta dinilai sebagai salah satu kota dengan lalu lintas jual-beli satwa yang cukup tinggi sekaligus penghasil stok satwa dilindungi. “Tahun 2014 ada penyitaan besar juga di Muntilan, dan Semarang,” katanya.


Dalam kampanye itu, mereka melakukan aksi simpatik berupa teatrikal dengan dua peserta aksi yang mengenakan kostum orangutan terpasung dan membawa poster bertulis Facebook, di depan Balai Kota Malang. Kampanye itu adalah langkah awal untuk mengajak pengguna Facebook agar tak menyalahgunakan akun mereka dalam kegiatan jual-beli satwa.


Animals Indonesia dan COP sedang menyusun strategi untuk melakukan advokasi langsung ke kantor perwakilan Facebook di Jakarta. “Nantinya kami akan melakukan advokasi langsung ke Facebook, kan sudah ada kantornya di Jakarta. Langkah ini akan dilakukan sambil menunggu respons dan masukan dari pengguna Facebook dan media,” imbuhnya.



Baca juga:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya