- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
Asisten Manajer Hubungan Eksternal Pertamina MOR V, Heppy Wulansari, mengatakan, untuk kenaikan harga kali ini tidak terjadi lonjakan pembelian dari konsumen. "Pada 28 Februari malam terlihat normal-normal saja," kata Heppy, Selasa 3 Maret 2015.
Dia menyebut, konsumsi premium di Jatim saat ini berkisar 10.000 kiloliter per hari. Sementara itu, solar sebanyak 4.600 kiloliter per hari. Selama Januari, konsumsi premium 316.398 kiloliter, turun menjadi 284.012 kiloliter pada Februari.
Selanjutnya, konsumsi solar pada Januari mencapai 146.408 kiloliter, dan Februari mencapai 134.848 kiloliter.
Berdasarkan regulasi pemerintah soal BBM, pada 2015 ini ada tiga jenis BBM. Pertama, BBM subsidi untuk solar dan minyak tanah di daerah yang belum konversi. Kedua, yaitu BBM penugasan umum yaitu premium di daerah Jawa, Madura dan Bali. Ketiga, BBM penugasan khusus untuk premium yang ditetapkan pemerintah di luar Jawa, Madura dan Bali.
Soal harga, dia melanjutkan, Pertamina boleh mengambil margin 5 hingga 10 persen dari harga di daerah penugasan khusus atau berkisar Rp380-640. Tapi, kali ini Pertamina hanya mengambil keuntungan Rp100.
Sesuai kebijakan pemerintah sebelumnya yaitu Permen ESDM 4/2015 bahwa akan dilakukan penyesuaian harga setiap bulan. Dan bisa lebih dari satu kali jika dipandang perlu.
"Yang perlu disosialisasikan ke masyarakat adalah premium tidak lagi BBM bersubsidi. Jadi, harganya mengikuti harga keekonomian yang tergantung dari naik turunnya harga minyak mentah dunia," kata Heppy. (art)
Baca juga: