Kebakaran Hutan Berulang, Pemerintah Andalkan Hujan Buatan

Tim BPPT saat membawa karung garam untuk modifikasi cuaca di Riau
Sumber :
VIVA.co.id
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
- Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau kembali tak terelakkan. Bencana tahunan ini pun berulang.

Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

Kini, upaya penanganan terpaksa dilakukan. Salah satunya kembali membuat hujan buatan dengan menyemai garam di atas awan menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Jelang Puncak Kemarau,Titik Api di Sumatera Meningkat


Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) F Heru Widodo, menjelaskan bahwa operasi TMC ini kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).


Secara prinsip, TMC dilakukan dengan meniru proses alamiah yang terjadi di dalam awan. Di mana sejumlah partikel higroskopik yang dibawa dengan pesawat ditambahkan langsung ke dalam awan jenis Cumulus (awan hujan) agar proses pengumpulan tetes air di dalam awan segera dimulai.


Dengan berlangsungnya pembesaran tetes secara lebih efektif, maka proses hujan menjadi lebih cepat dan menghasilkan curah hujan yang lebih banyak. Bahan semai yang digunakan adalah garam berbentuk
powder
dengan ukuran butir yang sangat halus (orde mikron).


"Hujan buatan ini diharapkan dapat mengisi embung-embung, pembasahan tanah dan memadamkan hotspot, sehingga
visibility
tak menggangu kesehatan dan aktivitas penerbangan," tuturnya.


Koordinator Lapangan TMC di Pekanbaru Sutrisno, menambahkan bahwa UPT Hujan Buatan juga bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memanfaatkan data radar cuaca Stasiun Meteorologi Pekanbaru.


"Pelaksanaan operasi TMC di Riau dikendalikan dari posko yang bertempat di Lanud Pekanbaru dan sejumlah lokasi Pos Pengamatan Meteorologi (Posmet), di daerah Dumai dan Pelalawan yang tujuannya untuk membantu pengamatan cuaca dan kondisi awan di wilayah target," ujarnya.


Operasi TMC ini didukung oleh satu unit pesawat jenis CASA 212-200 versi
rain maker
dengan nomor registrasi PK-PCT milik PT Pelita Air Service. Selain itu, disiapkan pesawat CN-295 milik TNI Angkatan Udara untuk mendukung jika terjadi eskalasi jumlah kebakaran hutan dan lahan. (art)

Baca juga:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya