Beras Mahal, Warga Manado Mulai Beralih ke Ubi dan Jagung

Bongkar Muat Beras di Gudang Bulog
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Harga beras belakangan terus melambung tinggi. Tak hanya di Pulau Jawa, kondisi ini juga berlaku di beberapa wilayah lainnya, termasuk Manado, Sulawesi Utara. Tak hanya mahal, di sana pembelian beras pun kini dibatasi hanya dua kilogram.

"Di Kelurahan Dendengan Dalam, warga kesulitan mendapatkan beras. Hampir semua toko dan warung beras ludes. Kalau pun ada, harganya mencapai Rp12 ribu per kg dan kami tak bisa beli lebih dari dua kg," ujar Maria Taramen, warga setempat, Sabtu 28 Februari 2015.

Maria menduga, banyak pedagang yang sengaja menyimpan beras agar saat dijual makin mahal. "Kami minta pemerintah melakukan sidak ke lapangan untuk mengontrol harga beras. Masyarakat di sini makin susah dengan kenaikan harga ini," kata Maria.

Hal senada disampaikan Merry di Tuminting. Menurutnya, beras kini semakin sulit diperoleh di pasaran.

Harga Gabah Timpang, Peran Bulog Diminta Ditingkatkan

"Di daerah kami harganya sampai Rp12.500 per kg jenis beras Superwin. Kami pun mencari alternatif pengganti beras, yakni ubi jalar dan jagung untuk makan hari ini," ujar Tuminting.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Manado, Dante Tombeg menilai jika kondisi yang terjadi di banyak kios di wilayahnya yang membatasi pembelian beras sebagai hal yang wajar.

"Saya kira itu positif, menjual hanya dua kilogram tidak boleh lebih. Dengan harapan semua warga bisa mendapatkan beras," ujar Dante.

Namun demikian, pihaknya berjanji akan menindak tegas jika pedagang kedapatan menimbun beras dan kemudian menjual lagi dengan harga yang lebih mahal. "Saya akan cek ke lapangan," kata Dante.

Elpiji ikut naik

Tak hanya beras, beberapa kebutuhan pokok lainnya seperti gas elpiji ternyata juga ikut naik. Setidaknya kondisi tersebut terjadi di Kota Bitung, Sulawesi Utara. Jika sebelumnya harganya hanya menyentuh Rp16 ribu, kini tembus Rp21 ribu.

"Kemarin harganya hanya Rp16 ribu, kami kanget tadi pagi ke warung tiba-tiba Rp21 ribu," kata Nontje Sasia, warga Kakenturan, Bitung.

Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Energi di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bitung, Edi Taringan menyampaikan per tanggal 12 Februari lalu, Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Harry Sarundajang, telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 60 Tahun 2015 tentang kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) gas elpiji tabung tiga kilogram di Sulut Rp18 ribu.

"Itu berlaku juga di delapan kecamatan dan 69 kelurahan di Kota Bitung. Kami mengacu pada SK Gubernur. Memang kenaikan itu belum disosialisasikan, karena masih menunggu koordinasi dan tindak lanjut akan dikeluarkannya SK wali kota terkait HET itu," tuturnya.

Ia menambahkan, dari 335 pangkalan dan tiga agen besar elpiji di Bitung, tidak ada yang menaikkan harga sepihak di atas HET.

"Jika kami temukan ada pangkalan menjual sampai harga Rp21 ribu, kami akan mencabut izin berjualan," kata Edi. (ase)

Alasan Mentan Curiga Ada Mafia Beras
Baca juga :
Cara Pemerintah Pangkas Rantai Distribusi Beras

Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat panen raya

Jokowi Tak Puas Harga Beras Cuma Turun 1,1 Persen

Musim hujan yang datang saat kemarau, bisa untungkan produksi beras.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016