D’Ghostbust, Komunitas Para Pemburu Hantu Darmo

D'ghostbust komunitas para pemburu hantu di Surabaya
Sumber :
  • VIVA.co.id/M. Zumrotul Abidin

VIVA.co.id - Nama perkumpulan anak-anak muda di Surabaya ini terbilang nyeleneh, D’Ghostbust Community. Dari namanya saja sudah bisa dibaca bahwa kegiatan sekelompok remaja di Kota Pahlawan itu memburu hantu.

Dimotori Choriyono (25), komunitas pemburu penampakan makhluk halus ini didirikan pada 2009. Berangkat dari sekumpulan teman-teman sehobi, mereka sepakat membentuk komunitas D’Ghostbust Community Surabaya.

Sesuai dengan namanya, Chori biasa dia dipanggil, bersama teman-temanya melakukan perburuan penampakan makhluk ghaib di tempat-tempat angker di Surabaya dan sekitarnya.

“Kegitan kami melakukan hunting penampakan hantu atau sejenisnya ke tempat-tempat yang selama ini dianggap angker. Tujuan kami hanya satu, ingin membuktikan bahwa ada mahluk lain selain manusia. Pembuktiannya bisa dengan kami rasakan dan mengambil visualisasi dengan memotretnya,” ujar Choriyono ditemui VIVA.co.id usai rapat kordinasi di Taman Apsari Surabaya, Rabu malam, 25 Februari 2015.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Hantu Darmo hingga gudang peluru

Chori mengaku, sudah hampir semua tempat-tempat urban legend di Surabaya pernah didatangi tim D’Ghostbust Surabaya. Mulai dari Rumah Hantu Darmo, Benteng Gudang Peluru, Gedung Juang 45, Penjara,  bekas Rumah Sakit Kelamin, dan banyak lagi.

“Di rumah hantu Darmo dan benteng gudang peluru yang paling sering kami kumpul. Karena tempat itu paling angker di Surabaya,” katanya.

Dalam setiap terjun untuk hunting, Chori biasanya bersama 14 orang. Anggotanya juga ada yang perempuan. Sebelum berangkat, tradisi yang harus dilakukan adalah survey tempat terlebih dulu.

“Kemarin baru survey di Puskesmas yang lama kosong di daerah Gempol, Pasuruan. Berangkat mulai pukul 23.00 dan pulang pukul 3.00,” katanya, berkisah.

Setelah sampai di lokasi hunting, biasanya mereka mengharuskan untuk berdoa bersama sesuai kepercayaan masing-masing dan menyiapkan peralatan seperti senter, kamera, dan sepatu. Hal itu untuk menjaga terjadinya hal-hal tak diinginkan.

“Biasanya ada yang kesurupan,” katanya.

Dalam proses hunting metode yang digunakan beragam. Ada yang menggunakan indera keenam dan ada yang mendeteksi dengan rasa. Setelah kira-kira energinya kuat, maka kamera diarahkan ke tempat tersebut. “Ada yang asal jepret saja, ada juga yang menggunakan insting indera keenam. Ada juga yang merasakan merinding baru kami jepret,” tukasnya.

Rony anggota D’Ghostbust menjelaskan, bahwa foto yang mereka dapatkan itu terbagi dalam tiga tahap Orb, Ectoplasma, serta yang terakhir Vortex. "Untuk Orb itu merupakan sekumpulan partikel yang terbentuk dari udara, debu dan air yang menjadi molekul-molekul seperti bola-bola," kata Rony.

Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia

Orb ini juga memiliki energi yang berbeda-beda tergantung dari warna Orb yang berhasil kami abadikan kamera. "Ectoplasma itu tahapan kedua dari Orbs yang mengumpul jadi satu membentuk Ectoplasma yang memiliki energi lebih kuat dibanding Orbs.  Sedangkan Vortex merupakan tahap akhir berupa penampakan sosok sebenarnya," lanjut Rony.

Kini, komunitas ini sudah beranggotakan 30 orang. Komunitas ini  juga aktif di jejaring sosial untuk memamerkan hasil jepretan mereka. Sampai saat ini likers di Facebook D'ghostbust Community mencapai ribuan orang. Mereka juga punya akun Twitter (@dghostbust) yang biasa digunakan untuk men-share dan berkomunikasi dengan parapsikolog kondang. (ren)

Skesta arwah

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Aneh tapi nyata, namun begitulah faktanya.

img_title
VIVA.co.id
19 Januari 2016