Sinyal 'Damai' dengan Koruptor di Pesan Jokowi?

Jokowi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andika Wahyu

VIVA.co.id - Jarum jam menunjukkan pukul 13.00 WIB pada Rabu 18 Februari 2015. Satu jam sebelum pengumuman sikap Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Wakil Presiden Jusuf Kalla terlihat kasak-kusuk.

Berkali-kali ia meminta ajudannya untuk mencari dan menghubungi nomor telepon mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Taufiequrrahman Ruki dan Deputi Bidang pencegahan KPK Johan Budi serta Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto.

Satu jam menjelang pengumuman sikap istana soal ketegangan antara Polri dan KPK akhirnya terkesan mendebarkan. Ada kesan tersirat, bahwa istana masih belum percaya diri dengan keputusan mereka membatalkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi Kapolri.

Maklum, beredar kabar bila keputusan meletakkan Badrodin Haiti menggantikan Budi Gunawan, tanpa restu dari kelompok 'Banteng Moncong Putih'.

Terdapat empat poin besar sikap istana atas polemik yang membelit KPK dan Polri selama sebulan terakhir. Pertama, pembatalan Komjen Budi Gunawan menjadi calon Kapolri. Kedua, menunjuk Komjen Badrodin Haiti sebagai pengganti dan ketiga adalah memberhentikan dua pimpinan KPK, Abraham samad dan Bambang Widjojanto dan terakhir keempat mengangkat tiga pimpinan sementara KPK.

"Saya menginstruksikan kepada Polri dan meminta KPK untuk menaati rambu-rambu aturan hukum dan kode etik untuk menjaga keharmonisan hubungan antar lembaga," ujar Jokowi.

Pesan ini menyiratkan agar KPK dan Polri berdamai. Sehingga tidak ada kegaduhan lagi di depan publik. Tentu ini aneh, sebab harusnya dua lembaga ini tak perlu berdamai. Sehingga keduanya, bisa saling menyelidiki apa yang terjadi di masing-masing lembaga.

Mengutip  sindiran seniman Indonesia Sudjiwo Tedjo dalam akun twitternya, Arya Sujiwo Tejo @sudjiwotedjo, "Kita tak perlu KPK n POLRI yg rukun, kita perlu KPK n POLRI yg saling menyidik 1 sama lain, jg bersaing menyidik korupsi di luar keduanya,"

"IQ dan Paradigma kita harus disiagakan, Pak JK bilang Pemimpin KPK baru dan POLRI bisa rekat…INI JUSTRU BAHAYA , BISA SALING MENUTUP2I," cuit Sujiwo Tedjo.

Badrodin Haiti Resmi Jadi Kapolri

Kapolri: Jumlah Kelompok Santoso Poso Puluhan Orang

Polri terus memburu kelompok yang beranggota 30-40 orang ini.

img_title
VIVA.co.id
13 November 2015