Artefak Neolitikum Dijarah Pencari Akik

Berburu batu akik di Cilandak
Sumber :
  • VIVAnews/Rohimat Nurbaya
VIVA.co.id
Rp4 Miliar Hanya untuk Cendera Mata PON XIX Jabar
- Ekonomi kerakyatan di Purbalingga, Jawa Tengah, bergairah karena batu akik Klawing. Batu yang dieksploitasi dari Sungai Klawing ini makin digemari masyarakat.

Batu Garut Suvenir PON XIX, Bernama 'Dasi Koboi'

Namun, eksploitasi batuan untuk bahan batu akik di Purbalingga mulai menuai masalah. Upaya Pemerintah Kabupaten Purbalingga membuat regulasi untuk mengatur pendayagunaan batu akik salah Sungai Klawing belum terlihat hasilnya.

Kali Klawing atau Sungai Klawing adalah sungai yang berhulu di Gunung Slamet dan mengalir di sepanjang kabupaten Purbalingga hingga menyatu menjadi Kali Serayu di Kabupaten Banyumas. Sekarang ini Sungai Klawing termasuk sungai favorit berwisata.

Percaya Batu Akik Pengganda Uang, Puluhan Juta Raib

Di sungai ini banyak ditemukan situs yang diperkirakan peninggalan masa Neolitikum sekitar 1.000-6.000 tahun lalu. Pada bagian hilir diperkirakan lebih tua lagi, yakni masa Palaeolitikum atau sekitar 6.000-60.000 tahun lalu.

Selain benda-benda arkeologis, di sepanjang aliran sungai-sungai itu juga banyak ditemukan benda-benda geologi berupa batu-batu mulia, seperti Heliotrope (matahari berputar) yang disebut "Pierre du sang du Christ" (batu darah Kristus).

Sejumlah situs artefak peninggalan jaman batu itu kini mulai rusak. Bahkan, sebagian batu-batu artefak itu hilang diambil pencari batu. Salah satunya adalah Situs Trondol Kulon yang berada di Desa Limbasari, Kecamatan Bobotsari, Purbalingga. Ada ratusan batuan peninggalan zaman batu yang hilang di situs itu.

Situs yang dulunya diperkirakan sebagai bengkel kerja untuk membuat perhiasan, alat pertanian dan alat pertahanan seperti kapak dan tombak, hanya tersisa kepingan tipis batu seukuran uang logam.

Sebelumnya eksploitasi dimulai Sungai Klawing, di lokasi ini banyak batuan berukuran besar yang sudah ada sejak lama sekali. Kasi Sejarah Museum dan Kepurbakalaan Rien Anggraeni mengatakan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purbalingga sempat mengamankan beberapa batu berukuran besar dari di Situs Trondol.

"Selain Situs Trondol, Situs Lingga-Yoni di Kemangkon juga rusak karena artefak batu itu hilang," katanya.

Puluhan situs batu prasejarah ditemukan terserak di hulu Sungai Klawing, Sungai Tungtung Gunung, Sungai Laban bagian hulu dan hilir, serta Sungai Kuning, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Baca juga:



Laporan: Sonik Jatmiko/ Purbalingga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya