Menguak Misteri Kemunculan Jasad Korban AirAsia di Sulawesi

basarnas evakuasi jenazah penumpang airasia
Sumber :
  • Basarnas

VIVA.co.id - Masyarakat Kabupaten Majene dan Kabupaten Pinrang di Sulawesi Barat dikejutkan dengan kemunculan jasad dan juga potongan tubuh manusia di sekitar Perairan Selat Makassar beberapa hari terakhir ini.

Sedikitnya sudah tujuh jasad dan potongan tubuh yang ditemukan dan dievakuasi baik di Majene maupun di Pinrang.

Masyarakat semakin terkesima, setelah mengetahui, ternyata jasad dan potongan tubuh itu adalah bagian dari penumpang Pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang saat pesawat itu jatuh dan tenggelam di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Keterkejutan masyarakat di dua kabupaten itu sangatlah wajar, sebab, sebelumnya mereka tak menyangka bahwa korban AirAsia QZ8501 bakal bisa terbawa harus hingga ke Selat Makassar yang berjarak lebih dari ratusan kilometer dari lokasi jatuhnya pesawat nahas itu di Selat Karimata.

Apalagi, Kepala Basarnas, Marsekal Madya FHB Soelistyo, pernah menyatakan bahwa korban akan sulit ditemukan setelah tujuh hari sejak kecelakaan.

Alasannya, tubuh korban akan tenggelam kembali ke dasar lautan setelah sempat muncul ke permukaan laut di hari ketiga korban tenggelam.

Karena, gas pada tubuh korban akan habis dalam waktu seminggu setelah tenggelam.

"Ini sudah hari ke delapan, kemungkinan korban mengapung semakin jauh dan kondisi jenazah sudah tidak seperti waktu ditemukan satu dua hari lalu," kata Kepala Basarnas,   F Henry Bambang Soelistyo dalam keterangan persnya di Kantor Basarnas Minggu malam, 4 Januari 2015.

Airbus Juga Bersalah pada Jatuhnya AirAsia QZ8501

Apa yang diperkirakan Soelistyo itu ternyata terbukti. Hingga satu bulan pesawat itu jatuh, tim SAR baru berhasil menemukan korban dalam jumlah yang tidak sampai setengah dari jumlah seluruh orang yang ada dalam penerbangan itu, yakni berjumlah 162 orang.

Tapi, sebulan berlalu, jasad dan potongan tubuh korban AirAsia kembali bermunculan baik di Selat Karimata maupun di Selat Makassar.

Untuk menyibak misteri dari fenomena kemunculan kembali jasad-jasad itu, Ketua tim DVI Polda Jatim, Kombes Pol, Budiyono memaparkan bagaimana hal itu bisa terjadi..


Dalam perbincangan dengan VIVA.co.id melalui sambungan telepon baru-baru ini, Budiyono yang akrab disapa pak dokter itu menuturkan, sebenarnya kemunculan kembali jasad korban yang sudah tenggelam dalam waktu lama adalah sesuatu yang normal.

"Itu sesuatu yang normal terjadi dalam sebuah proses pembusukan tubuh manusia yang tenggelam. Dan itu berlaku bagi korban yang tenggelam di air tawar maupun di laut," kata Budiyono.

Budiyono menguraikan, apa yang diperkirakan Soelistyo itu sudah tepat tapi kurang lengkap.

"Jadi proses pembusukan itu kalau kita urai, saat tenggelam dan tewas, tubuh manusia akan mengambang, lalu biasanya di hari ketiga, jasad baru muncul ke permukaan air, penyebabnya, karena tubuh masih dipenuhi gas-gas yang berasal dari isi perut," papar Budiyono.

Ia melanjutkan, pada satu minggu hingga dua minggu kemudian, jasad akan kembali tenggelam.

"Karena, biasanya dalam jangka waktu seminggu, gas pada jasad sudah habis dan sedikit demi sedikit bagian tubuh sudah mulai rusak sehingga menambah jumlah berat jenisnya," jelasnya.

Namun, jasad akan kembali naik dari dasar laut dan mengambang di bawah permukaan laut di hari ke 30 hingga selanjutnya. Hal ini disebabkan, adanya proses pembusukan lanjutan.

"Mengambang kembali dan juga muncul tapi hanya dalam bentuk potongan tubuh yang lebih kecil, seperti tangan atau daging yang sudah lunak," ujarnya.

Kemunculan kembali jasad dalam kondisi potongan tubuh kecil lebih disebabkan terjadi karena daya dorong dari arus air.

"Seperti yang terjadi di kasus AirAsia ini, ditemukan setelah lebih dari sebulan, tak sudah dalam kondisi tak utuh lagi," katanya.

Karena berbagai proses itulah akhirnya, banyak jasad dan potongan tubuh korban AirAsia QZ8501 yang terbawa arus hingga ratusan kilometer dan muncul di Majene dan Pinrang.

Badan Pesawat AirAsia Tiba di Jakarta

Setahun Tragedi AirAsia QZ8501 Diperingati di Surabaya

CEO AirAsia Group Tony Fernandes diinformasikan menghadiri acara ini.

img_title
VIVA.co.id
28 Desember 2015