Eks Pejuang Aceh Merdeka Ungkap Rahasia Gerilya

Ilustrasi/Bendera Gerakan Aceh Merdeka
Sumber :
  • Antara/ Rahmad
VIVA.co.id
Banjar Banjir Bandang
- Mantan pejuang Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Dr Husaini M. Hasan, meluncurkan buku bertajuk Dari Rimba Aceh ke Stockholm. Buku itu bercerita tentang pengalamannya saat bergerilya bersama Tengku Hasan Tiro, dekalarator GAM.

TNI AU Siapkan 830 Personel Hadapi Banjir

Dalam rilis yang diterima
Aceh Diterjang Banjir, Ribuan Warga Mengungsi
VIVA.co.id , hari ini, Buchari Yahya, CEO Batavia Publishing, penerbit buku, menyampaikan bahwa pihaknya mendapat kehormatan menerbitkan buku itu. Menurutnya, kisah yang ditulis mantan Sekretaris Negara dan Menteri Pendidikan Aceh Merdeka itu mengungkapkan hal-hal yang selama ini tersimpan rapi dan tak pernah diungkap.


“Abu (sapaan Husaini Hasan) masih menyimpan surat yang ditulis tangan oleh Tengku Hasan Tiro ketika di Gunung Halimon yang ditujukan kepada istrinya, Dora, di Amerika. Ini dokumen yang sangat berharga,” ujar Buchari.


Peluncuran buku itu juga akan dilakukan di beberapa kampus di Aceh dan Medan, Sumatera Utara. “Perjalanan Abu sejak hijrah dari Medan Sumatera Utara ke rimba Aceh yang ditulis secara detail berdasarkan tanggal dan bulan,” kata CTO Batavia Publishing, Aida.


Menurutnya, di usia lebih 70 tahun, ingatan Husaini Hasan masih kuat dalam menguraikan perjalanan dari Aceh, berlayar ke Malaysia, lalu mendapat suaka politik di Eropa. Husaini Hasan adalah orang pertama yang mendapat suaka politik.


“Abu dan Shaiman Abdullah adalah orang Aceh Merdeka pertama yang mendapat suaka politik di Swedia. Suka-duka Abu semua ditulis di buku ini,” kata Aida, yang juga seorang writing coach dan trainer therapy menulis.




Sambutan tokoh Malaysia


Seorang tokoh pemerintahan Malaysia yang berasal dari Aceh, Tan Sri Dato’ Sri Sanusi Junid, mengucapkan selamat atas penerbitan buku itu. Menurutnya, buku itu ditulis dengan gaya penulisan yang mudah dan jelas untuk dibaca serta bisa menjadi sumber pengajaran dan inspirasi untuk generasi mendatang.


“Lebih banyak buku sedemikian patut ditulis oleh pejuang-pejuang untuk kemerdekaan Aceh di periode sebelum Tsunami. Saya dapati, di antara kandungan buku ini ialah fakta-fakta yang jelas mengenai perkara-perkara penting yang masih kabur di waktu saya berbincang dengan Yahcik Wali Teungku Hasan Di Tiro seperti rencana menubuhkan Universiti Aceh,” ucap Sanusi Junid.



Baca berita lain:


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya