Kapolda Papua: Tiga Anggota TNI Jual Amunisi ke Pengikut OPM

Polda Papua menangkap separatis
Sumber :
  • VIVAnews/Banjir Ambarita

VIVA.co.id - Kapolda Papua, Irjen Pol Yotje Mende, mengungkapkan bahwa penjual amunisi senjata api kepada tiga anggota Komite Nasional Papua Barat adalah tiga anggota TNI. Komite Nasional Papua Barat merupakan organisasi yang berafiliasi terhadap Organisasi Papua Merdeka.

Yotje mengatakan, saat ini ketiganya sudah diserahkan ke Kodam 17 Cenderawasih untuk diperiksa. "Oknum TNI ini diduga menjual peluru ke anggota KNPB," kata Yotje di Papua, Kamis 29 Januari 2015.

Menurut Kapolda, terbongkarnya keterlibatan anggota TNI dalam jual-beli amunisi itu diketahui setelah tiga anggota KNPB ditangkap. "Kami memang sudah lama menjadikan target, namun untuk menghindari gesekan, kami lebih dulu menangkap pembelinya," ujarnya.

Karena, jika penangkapan langsung dilakukan di lapangan, penjual juga memiliki senjata, sehingga berpotensi adu tembak. "Dengan menangkap pembeli lebih dulu, itu bisa dihindari," katanya.

Dari hasil pemeriksaan awal, 500 amunisi itu dijual seharga Rp10 juta. "Namun baru dibayar Rp7,5 juta," katanya.

Penjualan amunisi ini, kata Kapolda adalah jaringan dan sudah berlangsung lama. Mereka jual-beliĀ  amunisi dari tangan ke tangan. "Kemungkinan pelaku akan bertambah," katanya.

Amunisi itu rencananya akan didistribusika ke kelompok Puron Wenda. Puron Wenda dikenal sebagai Panglima OPM wilayah Pegunungan Papua.

Yotje juga mengungkapkan, tiga anggota KNPB yang ditangkap adalah anggota Puron Wenda yang beroperasi di perkotaan. Mereka ini yang bertugas mencari amunisi dan logistik bagi Puron.

Sebelumnya, Pangdam 17 Cenderawasih Mayjen Fransen G Siahaan membantah keterlibatan TNI dalam jual-beli amunisi kepada kelompok KNPB. Pangdam mengatakan, Serma Supriyadi hanya dijadikan umpan untuk menangkap kelompok KNPB. (ren)

Bendera Organisasi Papua Merdeka Berkibar di Bali
Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan Sambangi Pimpinan KPK

Amnesti Dipandang Bisa Jadi Cara Tundukkan Separatis

Upaya perdamaian harus dilakukan secara holistik, kata Menkopolhukam.

img_title
VIVA.co.id
5 Februari 2016