Dusun Longsor Banjarnegara Dijadikan Kawasan Konservasi

Lokasi longsor Banjarnegara ditanami pohon
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id
1,7 Juta Orang Indonesia Terdampak Bencana dalam Enam Bulan
- Lokasi longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, kini dijadikan lahan konservasi. Di lokasi itu akan ditanami secara bertahap 10 ribu pohon.

Longsor Terjang Ratusan Rumah di Maluku

Pengalihfungsian dari daerah permukiman itu dilakukan setelah warga setempat yang luput dari bencana, pertengahan Desember 2014, itu enggan kembali dan memilih direlokasi di tempat aman.
Detik-detik Mengerikan Longsor Condet


Penanaman pohon sudah mulai dilakukan oleh petugas TNI dari Komando Distrik Militer (Kodim) Banjarnegara. Pohon yang ditanam ada 15 jenis berupa sumbangan dari berbagai pihak, termasuk Komando Pasukan Khusus TNI, pemerintah daerah, perusahaan swasta dan perorangan.


Rencananya, penanaman bibit pohon akan dilakukan selama 40 hari mendatang, meliputi seluruh areal yang tertimbun material tanah longsor, termasuk jalan dusun, kecuali jalan penghubung Banjarnegara-Dieng.


Menurut Komandan Kodim Banjarnegara, Letnan Kolonel (Infanteri) Edi Rahmatullah, alih fungsi menjadi lahan konservasi memang alternatif yang tepat. Setelah musibah longsor, areal itu memang hanya tertutup tanah dan beberapa merupakan puing bangunan milik warga. Jika tetap dibiarkan, dikhawatirkan akan terjadi erosi dan pendangkalan alur sungai di hulu Serayu.


Pengalihfungsian lahan itu dilakukan setelah Pemerintah Kabupaten Banjarnegara bermusyawarah dengan warga Dusun Jemblung yang selamat. Warga memilih meninggalkan Jemblung dengan alasan trauma dan khawatir akan ada longsor susulan. Warga Dusun Jemblung, sekitar 20 kepala keluarga, kini menempati lokasi permukiman baru di Desa Karang Gondang.


Longsor dahsyat pada 12 Desember 2014 telah menimbun satu dusun di Desa Sampang. Sebanyak 95 jenazah ditemukan oleh tim SAR setelah melakukan pencarian selama 10 hari. Dilaporkan masih ada sekitar 25 orang hilang. Longsor terjadi karena jenis tanah, topografi lahan, dan curah hujan tinggi pada akhir 2014. (one)


Sonik Jatmiko/Banjarnegara


Baca berita lain:



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya