Sumber :
- Muhammad Habib/Gresik
VIVA.co.id
- Warga pantai utara Jawa (pantura) di Gresik, Jawa Timur, memblokade jalur kereta api di perlintasan rel Desa Setrohadi, Duduksampean, pada Rabu, 21 Januari 2015. Mereka menuntut Pemerintah Kabupaten setempat membangun palang pintu perlintasan karena sering terjadi kecelakan di lokasi itu.
Warga bahkan nekat menggelar aksi merangkak di atas rel yang dilintasi kereta jurusan Surabaya-Jakarta itu. Mereka tidak hanya memblokade satu rel melainkan jalur lain, yakni jalur Jakarta-Surabaya, di desa itu.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Warga bahkan nekat menggelar aksi merangkak di atas rel yang dilintasi kereta jurusan Surabaya-Jakarta itu. Mereka tidak hanya memblokade satu rel melainkan jalur lain, yakni jalur Jakarta-Surabaya, di desa itu.
Baca Juga :
Menelusuri Jalur Kereta Terpendek di Dunia
Warga mengaku sudah kesal karena berkali-kali meminta pemerintah membangun pintu perlintasan tetapi tak pernah diperhatikan. Sementara di lokasi itu sering terjadi kecelakaan karena tak ada petugas yang menjaga dan tanpa palang perlintasan.
Warga beramai-ramai mencoba menghadang kereta api yang sedang melintas. Meski nyawa terancam, mereka nekat merangkak di atas rel perlintasan kereta api. Tidak satu pun polisi terlihat mengamankan aksi warga itu.
Warga mendesak PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik segera memasang palang pintu. Katanya, sudah banyak warga Setrohadi yang menjadi korban tertabrak kereta api.
Warga juga meminta PT KAI segera memasang sirine dan menyiagakan satu orang penjaga palang pintu di empat titik di kecamatan Duduksampean yang dilintasi kereta api. Sementara itu, agar tidak jatuh korban lagi akibat tertabrak kereta api, warga secara swadaya menjaga bergantian rel perlintasan.
Mereka mengancam akan beramai-ramai mendatangi dan menyegel kantor Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur dan kantor Dinas Perhubungan Gresik jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Muhammad Habib/Gresik
Baca berita lain:
Baca berita lain:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Warga mengaku sudah kesal karena berkali-kali meminta pemerintah membangun pintu perlintasan tetapi tak pernah diperhatikan. Sementara di lokasi itu sering terjadi kecelakaan karena tak ada petugas yang menjaga dan tanpa palang perlintasan.
