Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Presiden Jokowi mengatakan peredaran narkoba sudah merambah pada berbagai institusi dan instansi, bukan hanya generasi muda. Oleh karena itu dia menolak setiap pengajuan grasi para tahanan narkoba.
“Memang negara kita sekarang ini posisinya masuk dalam darurat narkoba. Sebanyak 50 orang mati karena narkoba setiap hari," kata Jokowi saat meresmikan Masjid Raya Mujahidin, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa, 20 Januari 2014.
Baca Juga :
Johan Budi Harusnya Tanggapi Laporan Haris Azhar
“Memang negara kita sekarang ini posisinya masuk dalam darurat narkoba. Sebanyak 50 orang mati karena narkoba setiap hari," kata Jokowi saat meresmikan Masjid Raya Mujahidin, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa, 20 Januari 2014.
Indonesia mengeksekusi mati enam terpidana narkoba, termasuk lima warga negara asing yang memicu kecaman dari sejumlah negara. Brasil dan Belanda menarik pulang duta besarnya. Nigeria memanggil dubes Indonesia.
Sementara Australia telah mengancam akan ikut menarik dubesnya, jika Indonesia berani mengeksekusi beberapa warganya yang terlibat dalam kasus korupsi Bali Nine. Jokowi mengatakan bukan presiden yang menjatuhkan vonis hukuman mati, tapi pengadilan.
Tapi grasi, kata Jokowi, memang diajukan pada presiden, dan dia tegas akan menolak semua pengajuan grasi terkait kasus narkoba. "Walau banyak tekanan dari berbagai pihak, tapi sekali lagi kita memang sudah dalam posisi darurat narkoba," ujarnya. (one)
Simak Juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Indonesia mengeksekusi mati enam terpidana narkoba, termasuk lima warga negara asing yang memicu kecaman dari sejumlah negara. Brasil dan Belanda menarik pulang duta besarnya. Nigeria memanggil dubes Indonesia.