Gerilya Sang Panglima Besar Difilmkan

Panglima Besar Jenderal Soedirman (kiri).
Sumber :
  • Arsip Nasional RI/ Buku 'Pak Harto, The Untold Stories'

VIVA.co.id - Markas Besar ‎TNI Angkatan Darat memproduksi film layar lebar yang menceritakan perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman ketika memimpin pasukan dalam perang gerilya mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Film biografi itu menceritakan Panglima Besar memimpin perang gerilya menghadapi agresi kedua militer Belanda dan mempertahankan kemerdekaan yang tercatat di dunia sebagai perang gerilya paling berhasil.

Di saat pemimpin-pemimpin politik berlindung di Keraton Yogyakarta kala Indonesia jatuh ke tangan Belanda, Soedirman dan sekelompok kecil tentara serta dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke selatan. Dia memulai perlawanan untuk mempertahankan kedaulatan RI selama tujuh bulan.

Panglima Besar memimpin pasukannya dalam kondisi sakit paru-paru sebelah terluka tanpa gentar. Sedangkan Bung Karno dan Bung Hatta, proklamator sekaligus Presiden dan Wakil Presiden ketika itu, ditangkap dan diasingkan Belanda. Pemerintahan lumpuh.

Jenderal Soedirman masuk hutan memimpin pemerintahan darurat militer bersama Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi.

Sejumlah Artis Ternama Bintangi Film KMGP

Selama bergerilya dengan perintah siasat nomor satu, ia mampu mengomandoi kegiatan militer di Jawa. Termasuk serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang diusulkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Ia membuat Belanda kerepotan, kehabisan logistik dan waktu.

"Acara ini adalah bentuk implementasi penanaman nilai-nilai kejujuran dan nasionalisme yang diwariskan Jenderal Soedirman," kata Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Letnan Jenderal TNI M Munir, dalam konfrensi pers produksi Jenderal Soedirman di Balai Soedirman, Jakarta, Selasa, 20 Januari 2015.

Executive Producer film Jenderal Soedirman dari Yayasan Kartika Eka Paksi, Letnan Jenderal TNI (Purn) Kiki Syahnakri, menambahkan film itu menyampaikan pesan nilai-nilai kebangsaan kepada masyarakat, khususnya kepada generasi muda.

Di sisi lain, karakter Soedirman yang ditampilkan dalam film berdurasi sekitar dua jam itu bisa meneguhkan kembali jati diri bangsa di tengah budaya global yang menggerus nasionalisme masyarakat, terutama generasi muda.

"Film ini menyampaikan pesan bahwa betapa besar peran Pak Dirman (Jenderal Soedirman) dalam mempertahankan NKRI dari penjajahan Belanda. Serta memperkenalkan kepada generasi muda siapa sosok beliau, karena anak muda mengenal Pak Dirman hanya sebagai nama jalan," ujarnya.

Viva Westi, Sutradara film itu, menuturkan bahwa proses produksi film dimulai dari Yogyakarta dan daerah sekitarnya, kemudian dilanjutkan ke Bandung. Latar belakangan cerita pada kurun waktu tahun 1946 sampai 1949.

Tokoh Jenderal Soedirman diperankan Adipati Dolken. Sejumlah aktor layar lebar turut membintangi film ini, di antaranya, Mathias Muchus sebagai Tan Malaka, Lukman Sardi sebagai Yusuf Ronodipuro, Ibnu Jamil sebagai Kapten Tjokropanolo, Nugie sebagai Bung Hatta dan Baim Wong menjadi Presiden Soekarno.

"Film ini akan dirilis pada Agustus 2015 sebagai kado 70 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia," kata Westi. (ase)


Baca berita lain:


Everest, Kisah Pendaki Taklukkan Tempat Berbahaya di Bumi

Aktor Muda Reno Christian Costi Kepincut Film Nasional
Para pemain film Sabtu Bersama Bapak

Film Keluarga 'Sabtu Bersama Bapak' Rilis Juli 2016

Maxima mengklaim film drama ini berbeda dengan yang lainnya.

img_title
VIVA.co.id
27 Maret 2016