SBY Berbagi Pengalaman Cara Pilih Kapolri

Presiden SBY melantik Kapolri baru, Komisaris Jenderal Sutarman.
Sumber :
  • Biro Pers Istana/Abror Rizky

VIVA.co.id - Masalah yang terjadi di tubuh Kepolisian Republik Indonesia menjadi perhatian mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Setelah tiga hari lalu berkomentar di akun Twitternya, hari ini, Senin 19 Januari 2015, SBY mengutarakan perhatiannya terhadap Polri di akun Facebook. Tulisannya diberi judul, "Polri Kita".

"Bayangkan jika di negara kita tidak ada polisi," kata yang mengawali tulisan SBY soal polemik yang terjadi di tubuh Polri.

SBY menegaskan, peran dan fungsi Polri begitu penting bagi bangsa dan negara. Keberadaan Polri juga memiliki sejarah panjang, tidak terlepas dari perjuangan bangsa.

"Tahun demi tahun, Polri kita makin profesional, kapabel dan efektif di dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Kita bangga karena Polri makin berhasil mengemban tugas-tugas konstitusional yang diberikan kepadanya. Rakyat pun juga ikut merasakannya," kata SBY.
 
Saat ini, kata SBY, Polri kembali menghadapi kemelut menyangkut posisi kepemimpinan puncak di organisasi ini. Empat belas tahun yang lalu, terjadi pula kemelut dengan apa yang disebut sebagai "Kapolri kembar".

"Kini krisis semacam itu terjadi lagi, meskipun tidak sama persis," katanya.

Soal penunjukan siapa yang menjadi calon Kapolri dan Panglima TNI, adalah hak prerogatif Presiden.

"Sungguh pun demikian, Presiden tidak asal tunjuk dan putuskan, tetapi melalui norma dan aturan yang lazim berlaku," kata SBY.

SBY mencontohkan, untuk calon Kapolri, Kapolri (incumbent) mengajukan sejumlah nama kepada Presiden yang dianggap layak dan memenuhi syarat menjadi Kapolri.

Amankan Tanjungbalai, Kapolri Kumpulkan Tokoh Agama Setempat

Selain itu, Undang-Undang juga memintakan Kompolnas untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden. Di situ Presiden bisa memutuskan. Bisa saja Presiden tidak meminta saran dan masukan dari Kapolri, tetapi pertimbangan dari Kompolnas tetap dipersyaratkan.

"Presiden Jokowi memiliki kewenangan dan caranya sendiri untuk menunjuk calon Kapolri. Cara apapun yang dipilih tidak bisa disalahkan, sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang yang berlaku," ujar SBY.

SBY pun berbagi cerita saat mengemban tugas sebagai Presiden. Dalam waktu 10 tahun, telah empat kali mengangkat Kapolri, SBY menetapkan cara dan mekanisme yang diyakini benar.

"Dalam keadaan normal, pertama-tama saya meminta saran dan masukan dari Kapolri terlebih dahulu, siapa-siapa yang sesuai dengan jabatan dan kepangkatan serta integritas dan kapasitasnya, layak untuk dicalonkan sebagai Kapolri," ujar SBY.

Selanjutnya, SBY meminta pertimbangan Kompolnas. Ketika tahun-tahun terakhir ini KPK makin intensif untuk memantau pejabat-pejabat negara, termasuk kepolisian, yang diduga bersentuhan dengan wilayah hukum, dia juga minta secara resmi informasi dan keterangan yang terkait dengan pencalonan Kapolri ini.

"Masukan dari KPK kepada Presiden tersebut, yang disampaikan secara lengkap dan resmi, sungguh saya perhatikan. Namun, saya memilih untuk tidak membawanya ke arena publik. Saya memandang hal ini bagian dari manajemen pemerintahan, dan bukan politik," kata SBY.

Setelah itu, SBY pimpin rapat yang dihadiri Wakil Presiden, Menko Polhukam sekaligus dalam kapasitasnya sebagai Ketua Kompolnas, Kapolri, Kabin, Mensesneg dan Seskab.

"Di situ saya sampaikan siapa saja yang layak untuk menjadi Kapolri baru. Setelah semua memberikan masukan dan tanggapan, saya ambil keputusan saya. Resmi dan mengikat. Setelah itu secara resmi pula saya kirimkan ke pimpinan DPR untuk mendapatkan persetujuan DPR RI," lanjut SBY. (ren)

Kader Disegani, Demokrat Kehilangan Sosok Gubernur Kepri
Mike Mohede Tutup Usia

SBY Kaget Lihat Tubuh Kurus Mike Mohede

Mike sempat tampil menghibur tamu di acara ulang tahun pernikahan SBY.

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2016