Bripda Taufik, Polisi yang Tinggal di Kandang Sapi

Polisi tinggal di kandang sapi
Sumber :
  • VIVAnews/Daru Waskita

VIVAnews - Utang ke bank atau menjual tanah untuk menjadi anggota Polisi kerap kita dengar. Belum lagi, kerap terdengar polisi punya rekening gendut.

Dua Jenderal Polri Akan Duduki Jabatan Dirjen di Kementerian

Namun jajaran kepolisian Polda DIY membuktikan bahwa anggapan itu tidak benar. Orang yang tidak mampu pun bisa jadi polisi, tentunya jika memenuhi kualifikasi dan lolos seleksi. Buktinya, saat ini ada anggota yang berasal dari kalangan tak mampu.

Adalah Brigadir Dua Muhammad Taufiq Hidayat, anggota Sabhara Polda DIY, yang membuat cerita. Sang bripda ternyata tinggal di bekas kandang sapi berukuran  2,5 X 5 meter yang disewa keluarganya Rp170 ribu per tahun.

Taufik yang tinggal di Dusun Jongke Tengah RT 04/23, Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY, harus berjalan kaki sejauh 5 kilometer untuk berdinas di Mapolda DIY. Ini semua karena kemiskinan yang membelit keluarganya.

"Saya tinggal bersama ayah dan satu adik saya. Sedangkan adik satu lagi dititipkan ke neneknya," katanya, Kamis 15 Januari 2014.

Saat mendaftar menjadi anggota Polri, kata Taufik, dia tidak memberitahu ayahnya. Namun, berkat ketekunannya,  cita-cita itu terkabul.

Taufik mengaku tinggal di bekas kandang sapi karena rumahnya yang dulu telah dijual ibunya, setelah cerai. Namun dia dan adik-adiknya memilih bersama ayahnya.

"Karena tidak punya rumah, ayah menyewa bekas kandang sapi untuk tempat tinggal," kata Taufik yang kini telah tinggal di asrama Polri Polda DIY.

Dua Anggota Santoso yang Tewas Warga Asing

Tidak ada yang percaya

Kemiskinan yang dialami tak ada yang percaya. Baik teman maupun pimpinan.  Kemiskinan baru diketahui ketika dia terlambat masuk kerja dan mendapatkan teguran dari atasannya.

"Atasan saya tidak percaya kalau saya berjalan kaki dari rumah ke Polda," katanya.

Mengapa Gedung Polisi Dibangun oleh Podomoro

Kondisi ini mendorong Direktur Sabhara Polda DIY Kombes Pol Zulsa Sulaiman memerintahkan anggotanya mengecek kebenaran alasan Taufik datang terlambat. Akhirnya diketahui, jika Taufik memang hidup dalam kesederhanaan. 

Begitu tahu kondisi kehidupan Taufiq sontak semua menjadi prihatin, bahkan tidak ada yang menyangka. "Saya bangga dengan Taufik. Semoga ini menjadi motivator anggota lainnya," kata Zulsa saat mengunjungi rumah Taufik.

Meski demikian, dia mengaku tidak akan membedakan dengan anggota lainnya. "Saya akan perlakukan sama," katanya.

Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya