- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Ratusan kera ekor panjang turun gunung dan merusak puluhan hektare lahan pertanian milik warga Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kera-kera itu menginvasi lahan pertanian, diduga kehabisan makanan di habitat mereka di hutan.
Tanaman-tanaman di lahan pertanian warga itu tidak hanya rusak, tetapi juga terancam gagal dipanen. Ari, seorang petani, mengatakan bahwa serangan itu terjadi sejak dua bulan terakhir. Serangan kera biasanya terjadi, saat malam, kala para petani sudah tidak di ladang.
"Ratusan kera ekor panjang itu merusak tanaman palawija dengan cara mencabuti, atau memotong tanaman," kata Ari di Gunungkidul, kemarin.
Menurutnya, tanaman palawija yang berupa jagung, kedelai, kacang, dan ketela, rusak parah dan sebagian mati. "Serangan berpindah tidak hanya di satu ladang, tetapi ladang lain yang jaraknya berjauhan," ujarnya.
Dia menjelaskan, para petani telah berupaya mencegah serangan kera itu, di antaranya, memasang jaring. Namun, satwa cerdik itu masih bisa melompat melompati jaring.
"Siang hari petani menunggu ladang sambil membawa bunyi-bunyian dan petasan untuk mengusir kera," katanya.
Petani lain, Yudianto, menambahkan, serangan kera sudah berlangsung sejak lima tahun terakhir. Kera-kera itu memiliki habitat di atas pegunungan di sekitar desa. Setiap musim hujan, kera merusak tanaman palawija, dan pada musim kemarau merusak ketela.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten setempat melakukan upaya memberikaan makananan berupa buah-buahan di sekitar Goa Song Gilap yang ditengarai sebagai rumah atau koloni kera, tetapi kera ekor panjang tetap menyerang.
"Kami berharap, ada upaya dari pemerintah untuk membantu petani," katanya.
Baca berita lain:
(asp)
10 Suara Hewan Terseram di Dunia, Nomoor 1 Bikin Tercengang
Entah sudah atau belum pernah mendengarnya, namun nyatanya suara hewan terseram di dunia ini bikin kita geleng kepala.
