Cuaca Kembali Ekstrem, BMKG Minta Tim SAR AirAsia Waspada

Gelombang Laut Tinggi Dilokasi Jatuhnya Pesawat Air Asia
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
Semangat Kebangkitan Nasional: Perjalanan Inspiratif Mila dari Serang, Banten
-  Tim SAR gabungan yang terlibat dalam operasi pencarian dan evakuasi korban jatuhnya Pesawat Air Asia QZ 8501 di Perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimatan Tengah dihadapkan pada kondisi alam yang ekstrem.

Cetak Rekor Laba Tertinggi Sejak Berdiri, ASDP Buktikan Kesetaraan Gender Dongkrak Kinerja Bisnis

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sejak pukul 14.00 WIB, Minggu 5 Januari 2015 telah tercipta awan paling berbahaya yakni cumulonimbus (CB) di wilayah yang menjadi lokasi utama pencarian yaitu di sekitar sektor empat.
Serukan Kolaborasi Global di World Water Forum ke-10, Presiden Jokowi: No Water, No Life


"Baru saja kita menerima laporan terbaru pukul 14.00 WIB, awan Cumulonimbus (CB) sudah terbentuk di sektor empat lokasi pencarian," kata Kepala Bidang Informasi Meteorologi Penerbangan BMKG Heru Jatmika.


Ancaman tak hanya datang dari udara tapi juga dari laut. BMKG mencatat, saat ini ketinggian gelombang laut di lokasi pencari sektor empat dan sektor tiga mencapai empat meter.


"Kondisi ini tak hanya menghambat operasi SAR tapi juga bisa membahayakan personel yang terlibat dalam operasi," papar Heru.


BMKG mengimbau agar tim SAR gabungan tetap waspada karena kondisi cuaca dan kondisi perairan di lokasi SAR cukup ekstrem dan sulit sekali diterka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya