Kisah Sepotong Roti Tawar Gus Dur yang Dicuri Ajudan

Lukisan Gus Dur dari Getah Pisang
Sumber :
  • SP/Achmad Hairuddin
VIVAnews
Pengakuan Erick Thohir dan PSSI soal Kinerja Shin Tae-yong
- Mantan ajudan Presiden keempat RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Priyo Sambadha, membeberkan pengalaman yang unik ketika bersama Gus Dur. Pengalaman ini berkaitan dengan roti tawar.

Medco Energi Resmi Divestasi Seluruh Sahamnya di Ophir Vietnam Block 12W B.V

"Jadi Gus Dur ini hobinya makan roti. Roti tawar diolesi pakai mentega rangkap dua dan dipotong dua. Masing-masing bentuknya segitiga," kata Priyo.
Polres Malang Bongkar Home Industry Sabu di Jatim


Setelah menyajikan sarapan tersebut, Priyo mengaku duduk di belakang Gus Dur yang tengah sarapan roti. Dia melihat mantan ketua PBNU itu makan satu potong roti. Ketika makan, dilihat jari-jarinya bergerak-gerak ke kanan dan kiri.


"Saya pikir mungkin Gus Dur menuliskan huruf Arab," kata dia.


Lalu, Priyo pun menunggu dia selesai sarapan. Tapi, Gus Dur pun tak kunjung menghabiskan satu potong roti lainnya. Akhirnya, satu potong lainnya diambil oleh Priyo tanpa sepengetahuannya.


"Gulanya kan kalau digigit (bunyinya) krets-kretus. Jadinya, saya setengah emut," kata dia setengah bercanda.


Setelah rotinya habis dimakan ajudannya, Gus Dur baru sadar rotinya habis. "Roti saya ke mana?" tiru Priyo.


Akhirnya, Priyo pun tak enak hati dan langsung menuju ke pantry untuk membuatkan roti tawar lagi. Ketika menuju pantry, dia pun tak habis memikirkan hukuman apa yang diterimanya karena mencuri roti presiden. Dia pun pasrah kalau-kalau dipecat sebagai ajudan.


"Bagaimana anak dan keluarga saya, kalau saya masuk koran karena dipecat gara-gara maling roti? Siapa yang mau menerima orang yang maling roti?" kata dia.


Setelah membuatkan roti, Priyo pun menyajikan roti tawar yang sama di hadapan Gus Dur, lalu Gus Dur hanya diam. Karena diam, dia pun akhirnya menyajikan rotinya di hadapan Gus Dur dengan pikiran yang berkecamuk sambil memikirkan hukumannya nanti.


"Karena
nggak
bilang apa-apa, saya taruh roti di hadapan beliau, lalu saya berdiri di belakang beliau," kata dia.


Priyo mengatakan bahwa roti itu dimakan lama. "Tapi, saya tidak tertarik lagi dengan roti itu," kata dia.


Namun sayang, cerita yang dihiasi gelak tawa itu antiklimaks, karena akan dituliskan dalam sebuah buku tentang Gus Dur. "Nanti royaltinya saya berikan kepada istri beliau," kata dia. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya