Nasib TKI di Malaysia, dari Tak Digaji Hingga Dilecehkan

TKI Ilegal Tiba di Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews -
Megawati Masih Rutin Bertemu Ganjar-Mahfud Usai Pilpres 2024, Bahas Apa?
Sebanyak 492 Tenaga Kerja asal Indonesia yang bekerja di Malaysia, Selasa malam 23 Desember 2014, tiba di tanah air. Raut lusuh bercampur bahagia, terpancar dari wajah mereka saat menginjakkan kaki di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

Pengamat Sebut Hak Angket Berpotensi Layu Sebelum Berkembang, Ini Alasannya

Masing-masing terlihat membawa tas seadanya. Maklum, dari ratusan orang yang dipulangkan ini, semuanya mengalami masalah di tempat kerja mereka.
Putri Marino: Parfum Bukan Hanya Tentang Aroma, Tapi Juga Jadi Cerminan Diri!


Ada yang melarikan diri dari tempat kerja, ada yang bekas tahanan karena ketahuan tak memiliki paspor. Ada juga yang memang baru tiba di Malaysia, namun karena tak tahan akhirnya memilih pulang.


"Saya baru berangkat bulan November 2014. Sampai di sana, kerjaan
nggak
jelas, malah saya mau dijual oleh majikan saya. Jadi saya memilih lari ke Kedutaan Indonesia untuk dipulangkan," tutur Rosniati, 46 tahun.


Nasib TKI ini memang terlihat cukup memprihatinkan. Semuanya pulang menggunakan baju seadanya dan bahkan ada beberapa di antaranya mengaku sudah tak memiliki uang lagi. Ada yang belum sempat mencicipi gaji, ada juga yang barangnya tak sempat dibawa karena melarikan diri.


Tanti Aulia, 20 tahun, gadis manis asal Garut ini mengaku tak sempat membawa barang-barang miliknya. Ia hanya membawa kebutuhan pakaian sekadarnya. Perempuan yang mengaku bekerja sebagai baby sister ini lari dari tempat kerjanya, lantaran mengalami kekerasan dan pelecehan seksual.


"Saya senang waktu ada rencana pemerintah mau memulangkan. Jadi saya lari saja. Saya baru menerima gaji satu kali sebesar 700 ringgit," tutur perempuan tamatan SMP ini.


Nasib nahas juga dialami, Rohani, 52 tahun. Pembantu rumah tangga yang sudah bekerja di Malaysia selama 2,4 tahun ini mengaku tak pernah mencicipi gajinya sama sekali. Ia telah ditipu oleh agen penyalur. Gaji yang dijanjikan sebesar 1.000 ringgit per bulan, tak sekalipun sampai di tangannya.


Alhasil, Rohani hanya bekerja sukarela. "Kata agen uangnya dikirim langsung ke kampung. Tapi tak pernah sepeserpun sampai. Saya bingung mau
ngapain
, karena agennya sudah lari. Jadi saya ikut pulang ke Indonesia," tutur perempuan asal Sumatera Utara ini.


Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Nusron Wahid, mengaku prihatin dengan nasib ratusan TKI tersebut. Sebab, hasil kerja mereka tak bisa dinikmati akibat kesalahan mereka yang menggunakan jalur tak resmi saat pemberangkatan.


"Sebab itu, kami sudah berkomitmen akan melakukan penindakan tegas kepada para penyalur TKI ilegal. Kasihan dengan mereka. Pokoknya jangan sampai Indonesia menjadi bagian dari
human trafficking
," ujar Nusron.


Perihal pengakuan TKI yang banyak belum menerima gaji, Nusron mengaku tak bisa berbuat banyak. Sebab, hal itu dikarenakan para TKI tak memiliki administrasi resmi. Sehingga sulit untuk diperjuangkan.


"Kecuali mereka punya surat resmi. Pasti kita perjuangkan. Kami akan dorong pihak Malaysia untuk menyelesaikannya," ujar Nusron.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya