Perguruan Ki Hadjar Dewantara: Kurikulum 2013 Tidak Perlu Dihapus

Ilustrasi kurikulum pendidikan.
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews
PDIP Bisa jadi Oposisi, Bantu Pemerintah Mengkoreksi Bukan Saling Berhadapan
- Persatuan Tamansiswa menyatakan mendukung Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah untuk menyempurnakan Kurikulum 2013. Organisasi yang menghimpun Perguruan Tamansiswa, lembaga pendidikan yang dirintis Ki Hadjar Dewantara, meminta Kurikulum 2013 lebih dahulu diperbaiki sebelum diterapkan lagi.

Viral Emak-emak di Taput Dituduh Curi Ketang Dihukum Telanjang, Begini Kata Polisi

Seperti disampaikan Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, Prof Dr Sri Edi Swasono, Kurikulum 2013 tidak perlu dihapus namun cukup dievaluasi dan perbaikan.
BYD Pajang Mobil Konsep Ocean-M di Auto China 2024


"Dengan direvisi, bisa lebih sempurna dan berkesinambungan, merupakan kesempatan bagi dunia pendidikan dan kebudayaan di Indonesia, untuk menyelaraskan kurikulum pendidikan sesuai cita-cita dan pesan konstitusi," kata Swasono di Yogyakarta, Selasa, 23 Desember 2014.


Dia mengutip pernyataan Ki Hadjar Dewantara bahwa pengajaran harus bersifat kebangsaan. “Kalau pengajaran bagi anak-anak tidak berdasar kenasionalan, anak-anak tak mungkin mempunyai rasa cinta bangsa dan makin lama terpisah dari bangsanya,” ujarnya.


Kurikulum pendidikan, katanya, perlu mempertajam dan memperluas ke-Indonesia-an. Artinya, pendidikan untuk mempertebal rasa kebangsaan, kerakyatan dan budi pekerti luhur bangsa. Menegaskan sistem pendidikan kepamongan sebagai wujud dari sikap Tut Wuri Handayani dalam pelaksanaan pendidikan.


Peran aktif guru menjadi sangat penting sebagai tutor terhadap anak negeri untuk membangun kewarganegaraan yang cinta Tanah Air.


Multikulturalisme dan pluralisme Indonesia adalah dasar untuk merancang masa depan Indonesia yang maju, bersatu, adil makmur dan gemilang berdasarkan Pancasila, tetap diposisikan sebagai pemantapan ke-Indonesia-an.


“Untuk itu, perkenankan kami menyampaikan pendekatan interpretatif kami, bahwa pesan Konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, adalah suatu tugas budaya dari pendidikan nasional kita,” katanya.


“Bukan sekedar mencerdaskan otak bangsa, yang erat terkait dengan humanisme dan harkat martabat bangsa. Ini kami anut di Tamansiswa,” Swasono menambahkan.

 

Karena itu, menurutnya, jangan heran jika di Tamansiswa ada pendidikan karakter untuk membentuk dan mempertegas jati diri. Pendidikan untuk mempertebal harga diri. Pendidikan untuk memperteguh percaya diri dan lain-lain.


Sebab, katanya, perubahan kurikulum dapat dilakukan kapan pun, tetapi harus demi kepentingan peserta didik sebagai warga negara yang bertanggung jawab, bukan demi kepentingan politik praktis apalagi kepentingan asing.



Baca berita lain:





Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya