Kisah Relawan Tanpa Lengan Bantu Korban Longsor Banjarnegara

Relawan difabel
Sumber :
  • VIVAnews/Dwi Royanto

VIVAnews - Keterbatasan fisik tak lantas membuat Giyatno (38) enggan berbagi kepada sesama di posko pengungsian korban longsor Banjarnegara. Melalui keahliannya, pemuda yang tak memiliki kedua tangan ini justu mampu memberikan arti bagi para pengungsi yang tengah dilanda kesedihan.

Giyatno adalah satu di antara ribuan relawan yang menyita puluhan pasang mata. Keterbatasan kehilangan kedua tangan tak lantas membuatnya kehilangan cara memadukan akord-akord merdu dan menghibur semua orang, khususnya anak-anak di pengungsian.

Ya, bermain musik adalah keahlian pria asal Kabupaten Semarang itu. Kedatangannya ke posko pengungisan Banjarnegara adalah untuk berbagi kepada sesama, menghibur, dan memotivasi semua orang.

Melalui tiupan harmonika, segala kesibukan, kepenatan, bahkan kesedihan pengungsi serta relawan seakan hilang. Indahnya alunan itu seakan membawa susana di pengungsian menjadi hidup dan terus bersemangat.

"Mungkin menjadi relawan tak harus turun di lapangan, saya bisa bermain musik seperti harmonika dan dram," kata Giatno kepada VIVAnews di Posko Pengungsian Karangkobar, Banjarnegara, Sabtu 20 Desember 2014.

Saat berbincang, Giatno sesekali memainkan alunan merdu harmonika. Lagu berjudul "Jangan Menyerah" dipilihnya untuk menghibur serta memberi semangat para pengungsi.

"Saya punya band bersama teman-teman seperjuangan yang berdiri tahun 2011. Biasanya saya pegang dram," ujar pria yang sudah empat hari berada di posko pengungsian itu.

Di depan anak-anak pengungsian, pria bertubuh kurus itu kerap memainkan semua jenis lagu. Anak-anak pun bersuka cita dan bersorak serta meminta lagu-lagu sesuai permintaan mereka. Tak terkecuali bagi para orang tua yang memiliki aliran berbeda.

"Di sini pakainya lagu yang sudah ada, tergantung di mana tempatnya. Kalau anak sekolah lagu-lagu gaul. Kalau yang tua lagu-lagu lama. Intinya mereka biar terhibur dan bersemangat, " ujar dia.

Giatno bahkan tak kali ini saja melakukan aktivitas motivasi melalui keahliannya. Di beberapa tempat, ia bersama komunitas anak jalanan seringkali memotivasi orang lain di sekolahan-sekolahan dan kampus.

"Kalau di sekolahan biasanya waktu anak mau ujian. Mereka biasanya stres, maka kami kasih motivasi agar tetap menjalani hidup apa adanya seperti ini, " ujar pria yang mengaku kehilangan dua lengan sejak 2008 lalu itu.

Ia berharap, para korban longsor di Dusun Jemblung yang masih selamat agar tetap bisa melanjutkan hidup dengan semangat. Sebab, hal itu pernah Giatno alamai beberapa tahun silam, hingga akhirnya dia bangkit dan mampu berbagi kepada sesama.

"Saya dulu kecelakaan listrik dan pilihannya amputasi. Sempat frustasi dan stres nggak bisa apa-apa. Tapi saya sadar semua ujian akan menjadi berkah di kehidupan berikutnya. Dan saya bersyukur," kata Giatno sembari menambahkan sudah bisa bermain gitar sejak tiga bulan lalu. (ren)

Pecahkan Rekor Tertinggi, Harga Emas Hari Ini Tembus Rp 1.249.000 Per Gram
Ilustrasi: Polisi di lokasi kecelakaan.

Sopir Sedan di Tangsel Jadi Tersangka Usai Tabrak Pemotor dan PKL

Dalam peristiwa kecelakaan pengemudi mobil sedan yang menabrak pemotor dan PKL terdapat satu orang meninggal dunia.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024