10 Tahun Aceh Bangkit

Kisah Anak Korban Tsunami Dijual ke Malaysia (II)

Tsunami di Aceh, 2004
Sumber :
  • http://ioc3.unesco.org
VIVAnews
10 Tips Mencegah Aksi Kekerasan Antar Siswa di Sekolah
- Selama di Malaysia, ia diperlakukan secara tak manusiawi. Gajinya diambil paksa oleh Elisa, paspornya pun ditahan sang majikan.

Kalau Istri Hyperseks apa yang Perlu Dilakukan Suami? Begini Nasehat Dokter Boyke

"Di paspor itu, usia saya ditambah dari  27-7-1999, dibuat jadi 27-7-1996 supaya bisa bekerja," paparnya.
5 Artis Cantik Warisi Darah Biru, dari Sumedang Larang hingga Mangkunegaran


Tak seorang pun yang tahu apa yang terjadi pada Cut Lisa alias Fanisa selama beberapa tahun sejak tragedi tsunami Desember 2004. Duka itu dirasakannya sendiri. Hidup sebagai korban bencana dan tersiksa karena dijual ke Malaysia.

Hari demi hari dilalui dengan penderitaan. Cut Lisa kecil dipaksa menjadi orang dewasa untuk jadi pahlawan devisa yang hasilnya dirampas Elisa.

"Selama di sana, aku hanya bisa berdoa, semoga semuanya cepat berakhir, aku ingin pulang ke kampung halaman, aku rindu ayah dan bunda," ucapnya sembari tersedu.


Dipulangkan dari Malaysia


Doa yang selalu pinjatkan Cut Lisa kepada yang maha Esa akhirnya terjawab.


Pada tanggal 20 November 2014, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia menemukan keberadaan Cut Lisa. Kabar itu pun disampaikan KBRI ke Pemerintah Provinsi Aceh.


Dengan bantuan KBRI, Cut Lisa pun dipulangkan Pemprov Aceh ke Indonesia.


“Kami mengurus semua keperluan untuk pemulangan Fanisa,” ujar Kepala Dinas Sosial Aceh, Bukhari.


Setelah melalui proses panjang, Cut Lisa yang kini sudah bernama Fanisa tiba di Aceh pada hari Jumat, 19 Desember 2014.


Banyak sekali yang datang ke bandara untuk menjemput kedatangan Cut Lisa. Semua bergembira begitu juga Cut Lisa.


"Aku senang sekali bisa pulang ke Aceh," ujarnya.


Dimana ayah bunda?


Kegembiraan Cut Lisa tiba di Aceh hanya sesaat, perlahan wajahnya tertunduk dan air mata pun mulai mengalir.


"Dimana ayah dan ibu," ujarnya perlahan.


Tak seorang pun yang datang menjemput Cut Lisa mampu bicara, semua membisu dan hanya mampu membujuk rayu.


"Nanti kita cari ya," kata seorang petugas dari Dinas Sosial.


Kabar kedatangan Cut Lisa sampai juga hingga ke tempat kelahirannya di Mon Geudong, Lhokseumawe.


Namun sayang, tak ada seorang pun di kampung itu yang mengetahui siapa orangtua Cut Lisa dan dimana mereka berada.


“Setiap usai salat magrib dan di acara-acara takjiah, pak Keuchik selalu mengumumkan tentang Fanisa. Tapi, sampe sekrang belum ada yang dating menemui Keuchik kami,” ujar Khaidir, warga Mon Geudong, Lhokseumawe, kepada VIVAnews.


Karena tiada yang tahu dimana keluarga Cut Lisa berada. Cut Lisa pun untuk sementara tinggal di Rumah Aneuk Nanggroe di Ketapang, Darul Imarah, Aceh Rayeuk.


Semoga Cut Lisa bisa bertemu dengan kedua orangtua dan keluarga.


Dan semoga tak ada lagi anak-anak korban tsunami Aceh yang masih berada dalam genggaman mafia perdagangan manusia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya