Misteri Rumah Guru Ngaji Lolos dari Longsor Banjarnegara Terkuak

Rumah yang selamat dari terjangan longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah
Sumber :
  • VIVAnews/ Dwi Royanto

VIVAnews - Peristiwa selamatnya rumah Fatimah (30), seorang guru mengaji, dari terjangan longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara jadi perbincangan besar.

Ratusan Warga Serbu Rumah Ganjar Pranowo saat Open House

Namun ada sisi ilmiah di balik penyebab kokohnya rumah ibu yang tengah hamil sembilan bulan itu.

Menurut Dosen Mitigasi Bencana Alam, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Indra Permanajati, struktur tanah di atas rumah Fatimah disebut bukit tekuk lereng.

Tipe bukit tekuk lereng seperti ini juga terdapat di sejumlah titik di bukit-bukit sebelahnya.

"Di bawah lereng sebelum rumah putih itu (rumah Fatimah) yang disebut bukit tekuk lereng, karena struktur tanahnya berupa bukit kecil. Lalu datar sedikit, kemudian terus naik bergelombang," kata Indra kepada VIVAnews di Banjarnegara, Jumat 19 Desember 2014.

Sementara longsoran di Dusun Jemblung mempunyai jenis luncuran debris. Dalam bahasa teknisnya, debris berarti aliran campuran yang terdiri dari tanah dan batu yang memiliki luncuran bidang terbuka.

Indra menyebut, rumah itu berada persis di bawah tekuk cekungan, sehingga bisa terhindar dari material longsor.

"Pada lokasi longsoran teramati longsoran seperti terbelah dua. Maka prediksi saya, ada material yang resisten di tengah bagian bawah bukit itu (tekuk lereng), sehingga longsoran terbelah ke kanan dan ke kiri," papar Indra.

Adapun sumber utama longsor terjadi di bukit Telaga Lele atau 400 meter dari perkampungan warga. Lalu longsor itu mengikuti alur aliran (flow track) ke bawah menuju daerah yang rendah. 

"Seperti membelah. Jalur kanan material menabrak dinding sungai yang di depannya sehingga membelok ke barat daya dan mengenai Dusun Jemblung.  Untuk flow track yang kiri langsung mengenai pemukiman di Dusun Jemblung," kata dia.

Selain memiliki tipe cekung lereng, lanjut Indra, jenis bebatuan yang berada di area rumah Fatimah berbeda dengan bebatuan di sekitarnya.

Begini Suasana Salat Idul Fitri di Atas Kapal Merak-Bakauheni

Batuan itu, kata Indra, secara regional berjenis batu 'lempung Tuffan' yang memiliki karakteristik lebih kuat. Sedangkan bebatuan longsor dan sekitarnya berupa batuan yang dilingkupi pasir.

"Jadi batu yang dilingkupi pasir itu kayak gorengan kedelai, jika mengalami pemburukan sifat akan lapuk dan menyebabkan longsor," ujar dia.

Sementara itu, Kasubid Mitigasi Gerakan Tanah Badan Geologi ESDM, Kristanto membenarkan jika ada bukit penahan longsoran di atas rumah yang masih kokoh berdiri.

Menurut dia, bukit kecil itu terdiri dari bebatuan khusus yang mampu menahan beban longsoran yang turun ke bawah. "Sehingga arah longsor ke kanan dan ke kiri, lalu bertemu di bawah," kata dia.

Namun untuk jenis batuan di area rumah Fatimah, pihaknya belum melakukan kajian mendalam. Sebab, saat ini pihaknya fokus meneliti lokasi rawan longsor dan penyebab longsor di bukit Telaga Lele atau 400 meter dari perkampungan Dusun Jemblung.

"Itu jenis bebatuan harus dimodelkan terlebih dahulu. Mulai dari topografinya bagaimana, kenapa bisa menahan dan sebagainya. Kalau sudah ada data tupografi, baru bisa simpulkan," ujar Kristanto. (ase)

Heboh Pemuda di Demak Rusak Jembatan Agar Truk Bisa Lewat, Polda Jateng Angkat Bicara

Baca juga:

Konvoi mobil keluarga Akash Ambani

Terpopuler: Orang Kaya ke Mall Bawa 20 Mobil Mewah, Gebrakan Baterai Baru BYD

Berita yang membahas mengenai orang kaya ke mall bawa 20 mobil mewah dan gebrakan baterai baru BYD, banyak sekali dibaca hingga menjadi terpopuler di kanal VIVA Otomotif.

img_title
VIVA.co.id
11 April 2024