Ini Strategi Polisi Gresik Selamatkan Bocah yang Disandera

Tragedi penyanderaan di Gresik
Sumber :
  • Vivanews/Mohammad Zumrotul
VIVAnews
Nasib 5 Polisi yang Ditangkap Terkait Narkoba di Depok
– Keberhasilan penyelamatan korban penyanderaan ternyata tak luput dari strategi polisi dalam mengulur waktu tersangka dalam perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Saat pelaku dituruti untuk diantarkan dengan mobil Komando Distrik Militer (Kodim), di situlah Polisi menyusun strategi, salah satunya dengan membuat macet Jalan Veteran arah Gresik menuju Surabaya.

Direkomendasikan oleh IDI, Apa Sih Physical Sunscreen Itu?

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Gresik, AKBP E Zulpan, mengatakan bahwa dalam perjalanan tersangka menuju Surabaya, dia memerintahkan Polisi Lalu Lintas untuk membuat macet Jalan Veteran yang akan dilewati mobil pelaku. Perintah Kapolres ini langsung dilaksanakan dengan menghentikan kendaraan di perempatan Segoromadu, Jalan Veteran. Mobil yang ditumpangi pelaku pun tidak bisa bergerak.
Dua Mobil Premium BMW Bakal Layani Antar Jemput Pasien RS


“Kemarin memang merupakan strategi melumpuhkan pelaku dengan mengedepankan keselamatan sandera,” ujar Zulpan, dihubungi
VIVAnews,
Kamis, 18 Desember 2014.


Strategi itu berhasil, saat pelaku terlena, Polisi beraksi melumpuhkan tersangka Fuad Ahmad dengan menembak pelaku. Tembakan Aiptu Bambang mengenai leher dan bahu pelaku. Dalam kondisi leher tertembak, pelaku ditarik keluar mobil patroli. Pelaku segera dibawa ke Rumah Sakit Semen Gresik untuk mendapat perawatan atas luka akibat tergores pisau.


"Pelaku meninggal dunia dalam perjalanan menuju RSUD Ibnu Sina Gresik. Kami terpaksa menembak pelaku karena membahayakan petugas dan korban," kata Zulpan.


Perkembangan terbaru, pagi tadi, Kapolres sudah mendatangi rumah korban, ZPA (9 tahun), di Desa Ngargosari, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Siswi kelas empat SD Negeri Tlogo Patut, Kelurahan Ngargosari Kebomas, Kabupaten Gresik, itu belum mau masuk sekolah. Selain trauma, luka di dadanya belum sembuh.


“Kami juga bekerja sama dengan Rumah Sakit Ibnu Sina untuk mendatangkan psikolog. Selain itu kami perintahkan dua anggota kami untuk berjaga-jaga di rumah korban,” katanya.


“Kasus ini masih terus didalami, apa sebenarnya motif pelaku. Jika besok jasad pelaku belum juga diambil keluarga, akan kami kuburkan,” Zulpan menambahkan.


Peristiwa penyanderaan itu terjadi Rabu pagi, 17 Desember 2104. Korban adalah siswa kelas empat SD Negeri Tlogo Patut. Pelaku adalah Fuad Ahmad (34 tahun), warga Mataram, Nusa Tenggara Barat. Dia diduga depresi karena terlilit banyak utang dan kemudian menyandera seorang anak.


Pelaku ditembak mati oleh Polisi setelah drama penyanderaan berlangsung lebih dua jam. Polisi dan aparat TNI Kodim Gresik gagal bernegosiasi dengan pelaku. Lalu aparat mengelabui pelaku, yang meminta diantarkan dengan mobil ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.


Dalam perjalanan di atas mobil patroli, Kapten Suwanto diminta pelaku mengganti tujuan dari Perak menuju Malang, rumah saudara pelaku. Di perempatan Segoromadu, pelaku meminjam ponsel Suwanto untuk menelepon saudaranya. Di saat inilah Suwanto menarik tangan kanan pelaku yang memegang pisau.


“Saat dia menelepon dan lengah, saya tarik tangannya dan saya jatuhkan pisaunya,” katanya.


Dalam pergumulan di ruang kemudi mobil patroli, sejumlah petugas Reserse dan Kriminal Polres Gresik menyergap pelaku. Suwanto harus rela tangan kiri dan jari telunjuknya teriris pisau pelaku. Tapi korban selamat.


Mohammad Zumrotul Abidin/Surabaya

Baca berita lain:





Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya