Wali Kota Risma Kalahkan Putri Amien Rais Raih Penghargaan Ikapi

Wali Kota Risma Kalahkan Putri Amien Rais Raih Penghargaan Ikapi
Sumber :
  • Mohammad Zumrotul Abidin/Surabaya
VIVAnews
Apa Jadinya Jika Timnas Indonesia U-23 Ketemu Israel di Olimpiade 2024?
– Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) menilai Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, berhasil mendorong minat baca warga kota yang dipimpinnya. Berdasar penilaian itu, Ikapi memberikan anugerah berupa penggerak budaya literasi kepada Wali Kota Surabaya. Penghargaan diserahkan kepada Risma di ruang kerjanya di Balai Kota Surabaya, Rabu, 17 Desember 2014.

Siapkan Tenaga Kerja yang Kompeten, Kemnaker Ajak Jepang Investasi Pelatihan Bahasa

Dewan Pertimbangan Pusat Ikapi, Udanarto Pudji Ludwinto, mengatakan, sudah lama mendengar peran Wali Kota Risma dalam meningkatkan budaya baca di Surabaya. Dari situ, tim Ikapi Jakarta kemudian datang langsung ke Surabaya. Mereka turun ke sekolah-sekolah dan taman bacaan masyarakat untuk memantau aktivitas baca anak-anak dan masyarakat Surabaya.
Sosok Pria yang Ikut Terseret Kasus Narkoba Chandrika Chika, Ternyata Bukan Orang Sembarangan


Menurut Udanarto, selain Wali Kota Risma, figur lain yang menjadi pertimbangan Ikapi adalah Hanum Salsabiela Rais, putri Amien Rais, mantan Ketua MPR. Dia menulis novel laris
99 Cahaya di Langit Eropa
yang kemudian difilmkan.


“Kami kemudian memutuskan Bu Risma yang paling pantas mendapatkan anugerah dari IKAPI sebagai penggerak budaya literasi. Ini juga atas usulan dari Ikapi Jawa Timur. Bu Risma menjadi satu-satunya wali kota yang pernah menerima penghargaan ini,” kata Udanarto.


Dia menyebut sosok Risma sebagai figur langka, terutama dalam kaitan dengan membangun budaya literasi di masyarakat. “Baru Surabaya yang kami lihat ada kemajuan daIam menggerakkan literasi, kota lain belum. Ini harus kita dukung agar minat baca anak-anak terus tumbuh.”


“Peran orang tua dan guru juga sangat penting sehingga anak-anak tidak hanya monoton televisi,” katanya.


Risma tidak menyangka akan mendapatkan penghargaan itu. Apalagi Kota Surabaya sebelumnya tidak pernah mengikuti lomba. Dia menekankan bahwa hal paling penting sebenarnya bukan pada penghargaan yang diterima.


“Kita arahnya memang bukan mendapatkan penghargaan, tetapi kalau pun dapat, ini untuk mendorong kawan-kawan agar bekerja lebih keras lagi. Tapi memang tidak boleh hanya berhenti pada penghargaan karena tujuan kita untuk membangun masyarakat Surabaya supaya menjadi lebih sejahtera,” kata Risma.


Menurutnya, membaca memiliki peran penting dalam membentuk daya imajinasi dan kreativitas anak. Sebab, melalui bacaan, dengan membayangkan apa yang dibaca, anak-anak akan membentuk imajinasinya. Berbeda dengan digital/elektronik yang sudah menampilkan gambar dan suara.


“Harus ada eranya. Saya khawatir kalau langsung masuk ke digital, kreativitas anak-anak akan berkurang. Kita harus membangun kreativitas anak-anak karena merekalah yang kelak akan memenangkan Indonesia,” Wali Kota menjelaskan.


Dia berharap, selain di sekolah, anak-anak yang menuntut ilmu di pesantren juga gemar membaca, baik buku pelajaran maupun buku cerita. Kelak mereka akan memiliki wawasan yang luas. “Saya tugaskan Bu Arini (Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya) untuk masuk ke pesantren,” katanya.


Mohammad Zumrotul Abidin/Surabaya








Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya