Miras Ceribel Diduga Dioplos dengan Megadon dan Antinyamuk

Miras oplosan dalam kemasan plastik/Ilustrasi
Sumber :
  • VIVAnews/Diki Hidayat - Garut

VIVAnews - Minuman keras (miras) yang menewaskan 17 orang di Kabupaten Garut, Jawa Barat, diduga mengandung racun dan zat berbahaya bagi manusia. Miras itu tak bermerek atau pun izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Masyarakat setempat mengenalnya dengan sebutan ceribel.

Seorang warga setempat, Ogi, 40, mengaku sudah lama mengenal miras ceribel. Dia menolak miras itu disebut miras oplosan. Sebab, miras oplosan adalah miras yang diizinkan pemerintah lalu dicampur minuman berkarbonasi atau yang mengandung soda, minuman penambah stamina, dan lain-lain. Fungsinya hanya untuk mengurangi rasa pahit atau mengurangi kadar alkohol.

Warga lain, Enjang, 58, juga berpendapat sama. Katanya, ceribel adalah miras buatan, yaitu mencampurkan alkohol dengan sejumlah bahan lain yang berbahaya, seperti adanya pil dextro atau megadon, dan antinyamuk oles/cair. Ditambah jenis minuman lain yang mengandung gula.

Megadon atau magadon adalah obat penenang/obat tidur (sedativa-hipnotika). Obat ini memang tergolong keluarga psikotropika yang memiliki zat penenang. Sedangkan pil dextro atau dextroamphetamine adalah obat psikostimulan yang dikenal untuk menghasilkan terjaga meningkat dan fokus serta nafsu makan menurun dan penurunan kelelahan.

"Makanya wajar jika meninggal. Itu, kan, minuman yang berbahaya," kata Enjang kepada VIVAnews di Garut, Jumat, 5 Desember 2014.

Yayan (42 tahun), warga yang lain, mengaku sudah cukup lama mengetahui reputasi ceribel. Lagi pula, katanya, banyak orang mengetahui beberapa kios di Terminal Guntur menjual ceribel.

Live World Boxing Welter Super WBO dan WBC, Tszyu vs Sebastian Fundora Tayang Akhir Pekan di tvOne

"Coba tengok di Terminal Guntur, banyak pedagang miras, tapi dibiarkan beroperasi."

"Baru setelah memakan korban jiwa seperti sekarang, pada ribut digerebek atau ditutup," Yayan menambahkan.

Polisi maupun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Slamet Garut belum memastikan kandungan di dalam miras ceribel. Polisi baru mengirimkan sampel miras ceribel yang disita dari tiga kios berbeda ke Laboratorium Mabes Polri di Jakarta. RSUD juga belum menyimpulkan penyebab pasti tewasnya 17 orang meneggak ceribel, karena hasil pemeriksaan di laboratorium belum keluar.

“Kami masih menunggu hasil lab," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat RSUD dr Slamet, Ade Sunarya.

Korban miras itu mencapai 21 orang. Sebanyak 17 orang tewas, antara lain, 16 orang meninggal dunia di RSUD Dr Slamet dan satu orang meninggal di Puskesmas Cibatu. Empat yang lain sudah diizinkan pulang setelah dirawat beberapa hari di Rumah Sakit.

Berikut ini adalah data korban tewas akibat miras ceribel:

1. Budiman, warga Kecamatan Garut Kota
2. Erwin, warga Kecamatan Garut Kota
3. Dani, warga Kecamatan Garut Kota
4. Subur, warga Kecamatan Garut Kota
5. Yayan, warga Kecamatan Garut Kota
6. Sudar, warga Kecamatan Garut Kota
7. Andri, warga Kecamatan Tarogong Kidul
8. Asep, warga Kecamatan Samarang
9. Ripal, warga Kecamatan Bayongbong
10. Denis, warga warga Kecamatan Cibatu
11. TB Firmansyah, warga Kecamatan Wanaraja
12. Agus, warga Kecamatan Wanaraja
13. Taryana, warga Kecamatan Wanaraja
14. Engkus, warga Kecamatan Leles
15. Uci Sanusi, warga Kecamatan Cibatu (tewas di Puskesmas Cibatu)
16. Deden, warga Kecamatan Leles
17. Egi, warga Kecamatan Wanaraja


Baca berita lain:





Daftar Tempat Charging Mobil Listrik di Tol Trans Jawa saat Mudik Lebaran 2024
Nassar

Berduka Atas Meninggalnya Ayah Nassar, Inul Daratista Beri Doa Terbaik

Rekan-rekan artis Nassar ikut merasa berduka, salah satunya adalah Inul Daratista.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024