Kisah TKI Asal Kalbar yang Tewas di Malaysia

Aminah menunjukan foto Darwin, TKI yang tewas di Malaysia
Sumber :
  • VIVAnews/ Aceng Mukaram (Pontianak)

VIVAnews - Aminah duduk di atas kursi berlantaikan papan. Sesekali tangannya memegang erat foto anaknya. Wanita berusia 60 tahun ini tidak menyangka jika anak ke 5 dari 6 bersaudara itu menemui ajalnya di luar negeri, Malaysia.

Saat ditemui VIVAnews, Aminah menceritakan soal anaknya yang pergi ke Malaysia sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) pada tahun 2013.

“Anak saya namanya Darwin. Dia lahir tahun 1987. Ke Malaysia dia kerja sebagai pelayan kafe di Miri, Malaysia,” tutur Aminah, di rumahnya di Jalan Selat Sumba I, Gang Baru I,  RT 002 RW 019 No.45, Kelurahan Siantan Tengah, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).

Aminah menuturkan, selama enam hari anaknya terbaring lemah tak berdaya di salah satu rumah sakit di Miri, Malaysia.

“Enam hari (21 November 2014) koma di rumah sakit di wilayah Mirri, Malaysia. Dia jatuh dari rumah lantai 3. Jadi Jumat malam abang iparnya (Ali Sudirman) ada telepon kabari bahwa anak saya ini sakit,” ucapnya.

Menurut Aminah, pada Rabu sore kemarin 26 November 2014, anaknya meninggal dunia di rumah sakit.

“Dia (Ali Sudirman) minta uang Rp10juta untuk biaya keberangkatan mayat anak saya dari Malaysia. Mana saya mampu bayar. Akhirnya saya minjam uang sama tetangga dan keluarga. Itu dilakukan demi anak saya,” tuturnya, yang tiada henti meneteskan air mata.

Selama bekerja di Miri Malaysia, ujar Aminah, anaknya tidak mengeluhkan apapun.  “Enggak apa-apa selama ini. Baik-baik aja. Baru satu tahun dia kerja di sana. Dia pulang Lebaran kemarin. Dia masuk tahun 2013 pas selepas Lebaran,” ucapnya.

Kembali Aminah menceritakan, dengan sangat terpaksa ia rela meminjam uang sebesar RP10 juta. Padahal, penghasilan suaminya tidak mencukupi untuk membayar utang Rp10 juta tersebut.

“Saya minjam uang Rp10 juta karena kalau enggak dikasih uang, mayat anak saya enggak diantar ke Indonesia. Sampai suami saya bilang; biar lah dimakamkan di Malaysia. Tapi, saya tak mau, saya mau lihat mayat anak saya. Saya pinjam uang kesana kemari, ke tetangga ke keluarga,” kata Aminah, yang mengaku suaminya bekerja sebagai buruh harian lepas di Pelabuhan Dwikora Pontianak.

Ketika ditanyakan alasan anaknya bekerja di Malaysia, dia mengatakan karena mengikuti kakak iparnya yang sudah terlebih dahulu bekerja di sana. Selain itu untuk mengubah peruntungan.

“Abang iparnya sudah lama kerja di Malaysia selama 5 tahun di sana. Anak saya berangkat sendiri ke Malaysia, karena istrinya ikut abang kandungnya di sana,” ujarnya.

Aminah berharap, jenasah anaknya segera pulang ke Indonesia. “Yang penting anak saya cepat sampai ke rumah.”

Matyuti (61), ayah kandung Darwin, mengaku terpukul dengan kepergian anaknya. Sebab, selama ini Darwin merupakan anak sayang soleh.

Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23, Arab Saudi Tersingkir

“Anaknya baik. Anak saya meninggal pun, saya tidak tahu apa penyebabnya. Kabarnya dia jatuh dari rumah lantai 3. Saya tidak tahu apa penyebabnya,” jelasnya.

Matyuti pun semakin penasaran dengan kematian anaknya. “Kakak iparnya pun tak tahu penyebab kematian secara pasti. Dia hanya kabari dia meninggal dunia," katanya.

Saat dikonfirmasi VIVAnews, Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Pontianak, Kombes Polisi Aminudin, mengaku baru mendapat info sementara terkait TKI asal Pontianak tewas di Miri, Malaysia.

“Info sementara dari staf KJRI Kuching bahwa memang ada WNI atas nama Darwin asal Pontianak yang meninggal di Miri, Malaysia. Istrinya juga bekerja di Supermarket di Miri. Pemulangan jenazah masih menunggu info dari keluarganya di Miri, Malaysia. Kasusnya menurut polisi adalah percobaan pencurian, namun ketahuan pemilik rumah sehingga terjatuh dan luka parah akhirnya meninggal. Kejadian pada 25 November 2014,” kata Aminudin.

Polisi bekuk pelaku begal yang bacok siswa SMP di Depok

Begal di Depok Nekat Beraksi Siang Bolong demi Beli Sabu

Begal itu menyasar pelajar dan perempuan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024