Sumber :
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVAnews - Muhtar Ependy, orang yang diduga mempunyai kedekatan dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar, disebut pernah memberi bantuan ke Wali Kota Palembang nonaktif, Romi Herton.
Baca Juga :
Dominica Court Lifts Same-sex Relationship Ban
Hal tersebut diungkapkan oleh mantan Wakil Kepala BPD Kalbar Cabang Jakarta, Iwan Sutaryadi, saat bersaksi untuk terdakwa Romi Herton dan istri Romi, Masyitoh, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis 27 November 2014.
Keduanya merupakan terdakwa kasus dugaan suap terkait perkara permohonan keberatan hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Palembang di Mahkamah Konstitusi serta memberikan keterangan tidak benar di persidangan.
Iwan mengungkapkan, dia pernah menanyakan kepada Muhtar terkait banyaknya pemberitaan yang menyebut bahwa Muhtar adalah makelar kasus di MK. Namun, Muhtar membantah hal tersebut, bahkan sempat marah.
"Dia marah kalau saya bilang makelar kasus. Saya ini membantu orang yang didzalimi, bukan makelar," kata Iwan menirukan ucapan Muhtar.
Jaksa Penuntut Umum kemudian menanyakan kepada Iwan siapa yang dimaksud Muhtar sebagai yang didzalimi. Menurut Iwan, pada saat itu, Muhtar hanya menyebut 'Kiai'.
Awalnya, Iwan mengaku tidak mengetahui siapa yang dimaksud Kiai oleh Muhtar itu. Belakangan dia baru tahu setelah merapikan ketikan Muhtar yang kala itu sedang menginap di apartemennya. "Muhtar sebutnya 'ini Bang Romi, Wan'. Saya tanya, 'siapa Bang Romi?', 'Wali Kota Palembang'," ujar dia.
Saat disinggung mengenai bantuan yang diberikan Muhtar kepada Romi, Iwan mengaku tidak mengetahuinya. Lantaran, Muhtar tidak pernah menceritakannya. "Muhtar tidak menjelaskan secara rinci, tapi dia (Muhtar) sering ada di MK," kata Iwan.
Tidak hanya Romi Herton, Iwan menyebut bahwa Muhtar juga membantu Bupati Empat Lawang, Budi Antoni Al-jufri. "Dia (Muhtar) jelaskan 'saya membantu Budi Antoni juga karena didzalimi'," ujar Iwan. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Dia marah kalau saya bilang makelar kasus. Saya ini membantu orang yang didzalimi, bukan makelar," kata Iwan menirukan ucapan Muhtar.