Peta Bencana Diluncurkan, Diklaim Mudahkan Penanggulangan Musibah

Bencana Gunung Silabung meletus di Sumatera Utara
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews
2.000 Hewan Ternak Dilakukan Vaksinasi Antisipasi Wabah PMK Secara Gratis
- Sebuah buku berisi peta bencana di Indonesia diluncurkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Kamis, 27 November 2014. Buku itu berjudul Infografis Provinsi dan Panduan Nasional Penggunaan Data Kependudukan dalam Penanggulangan Bencana.

Ternyata Buah Delima Punya Manfaat untuk Sembuhkan Kanker, Benarkah?

Buku yang diterbitkan hasil kerja sama Pusat Statistik (BPS) dan lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu berisi infografis hasil integrasi data kependudukan dengan data kebencanaan. Data dasar berisi informasi kependudukan yang disajikan secara visual berupa peta dan grafis.
Prediksi LaLiga: Real Madrid vs Barcelona


Buku itu diklaim sebagai terobosan baru untuk penanggulangan kebencanaan di Indonesia. Diharapkan dapat menjadi rujukan untuk penanganan kebencanaan yang berbasis kependudukan. Persoalan kebencanaan pun juga dapat lebih tepat ditanggulangi.


"Buku ini menyajikan data yang cepat dan tepat untuk BNPB dan pelaku kemanusiaan dalam melakukan kebijakan perencanaan dan analisis saat terjadi kebencanaan," kata perwakilan United Nations Population Fund (UNFPA), Jose Feraris, dalam seminar nasional peluncuran buku tersebut.


Persoalan data, katanya, menjadi masalah dalam semua fase krisis kemanusiaan. Karena itu, dengan adanya buku tersebut dapat menjadi panduan penggunaan data kependudukan dalam seluruh tahap kemanusiaan, yaitu pra bencana, saat bencana dan setelah bencana.


Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BNPB, Wisnu Wijaya, menambahkan bahwa selama ini, setiap terjadi bencana di Indonesia pemerintah selalu kesulitan untuk menentukan jumlah pasti warga yang terkena dampak. Rata-rata data hanya bersifat estimasi dan perkiraan. Akibatnya, saat proses penanganannya menjadi tak akurat.


"Misalnya, saat bencana berapa jumlah korban dan berapa lansia yang terkena dampak, cukup sulit kita inventarisasi. Karena kita tak memiliki data dasar sebelumnya sehingga jumlah langkah tanggap kebencanaan pun ikut kesulitan," katanya.




Baca berita lain:




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya