Sumber :
VIVAnews
- Angkutan umum antarkota di Sulawesi Selatan menaikkan tarif hingga 40 persen pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Para sopir angkot menaikkan tarif secara sepihak karena pemerintah tak kunjung mengumumkan kenaikan tarif. Hal itu dilakukan lantaran kenaikan BBM membuat biaya operasional angkot bertambah. Kenaikan tarif ini misalnya terjadi di Terminal Mallengkeri dengan rute Makassar - Jeneponto, Makassar - Bantaeng dan Makassar - Bulukumba. Awak angkot menaikan ongkos hingga Rp35.000 - Rp 45.000. Padahal tarif sebelumnya hanya Rp25.000. Besaran tarif ini kemungkinan akan berubah. Pasalnya, belum ada pengumuman resmi dari pemerintah terkait penyesuaian tarif angkutan pasca kenaikan harga BBM bersubsidi.
Para sopir angkot menaikkan tarif secara sepihak karena pemerintah tak kunjung mengumumkan kenaikan tarif. Hal itu dilakukan lantaran kenaikan BBM membuat biaya operasional angkot bertambah. Kenaikan tarif ini misalnya terjadi di Terminal Mallengkeri dengan rute Makassar - Jeneponto, Makassar - Bantaeng dan Makassar - Bulukumba. Awak angkot menaikan ongkos hingga Rp35.000 - Rp 45.000. Padahal tarif sebelumnya hanya Rp25.000. Besaran tarif ini kemungkinan akan berubah. Pasalnya, belum ada pengumuman resmi dari pemerintah terkait penyesuaian tarif angkutan pasca kenaikan harga BBM bersubsidi.
Baca Juga :
Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan
"Kami terpaksa naikkan tanpa harus menunggu dari pemerintah. Bensin sudah naik, masa tarif hanya itu yang kita pungut," ujar Sudirman, salah seorang sopir angkutan antardaerah saat ditemui
VIVAnews
, Sabtu, 22 November 2014.
Menurut dia, kenaikan tarif yang mereka lakukan hanya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan BBM yang mereka gunakan. Meski demikan, mereka masih menunggu pengumuman resmi dari pemerintah terkait penyesuaian tarif angkutan pasca kenaikan BBM bersubsidi.
Hal serupa juga terjadi di Terminal Regional Daya Makassar. Tarif angkutan kota tujuan Makassar - Soppeng ikut naik, dengan tarif Rp75.000 yang awalnya Rp 60.000. Selain itu, untuk rute Makassar - Parepare, tarif angkutan berkisar Rp50.000 yang awalnya hanya Rp 35.000.
Kenaikan tarif secara sepihak ini meresahkan masyarakat, khususnya mahasiswa yang sering menggunakan moda transportasi publik tersebut. Linda, salah satu mahasiswa perguruan tinggi swasta di Makassar mengatakan, jika kenaikan tarif tersebut memberatkan dia. Pasalnya, kebutuhan hidup juga turut melambung setelah harga BBM bersubsidi naik. Untuk itu ia berharap, pemerintah mampu membuat kebijakan penyesuaian tarif yang tak memberatkan warga.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kami terpaksa naikkan tanpa harus menunggu dari pemerintah. Bensin sudah naik, masa tarif hanya itu yang kita pungut," ujar Sudirman, salah seorang sopir angkutan antardaerah saat ditemui