Longsor Sijunjung Timbun Kakak Beradik

Banjir Bandang di Pasaman Sumbar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi
VIVAnews
Indonesia Jadi Penghasil Sugar Daddy Terbanyak ke-2 di Asia Tenggara
- Dua anak kakak beradik tewas tertimbun tanah longsor di Sijunjung, Sumatera Barat, pada Jumat 21 November 2014.

BI Bolsters Rupiah Stability with Interest Rate Hike to 6.25 Percent

Kepala Pusat Data dan Informasi Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hujan deras sejak Kamis malam hingga Jumat dinihari telah menyebabkan longsor di 12 titik di sepanjang jalur lintas Sumatera, mulai dari Muaro Linggau hingga Kiliranjawo, Kabupaten Sijunjung.
Ford Fiesta Nekat Tembus Jalur Bromo, Berujung Tersangkut di Rawa


"Banjir bandang terjadi pukul 02.00," kata Sutopo.


Longsor di Jorong Ranah Pinago, Nagari Siaua, Kecamatan Kamang Baru menyebabkan satu rumah roboh. Rumah ini duhuni 4 orang. Gifrianto (ayah) dan Yur (ibu) selamat. Sedangkan kedua anaknya, Gita (11 tahun) dan Romi (7) tertimbun.


Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sijunjung menemukan korban baru menemukan Romi pada pukul 04.20 dalam kondisi meninggal. Sedangkan Gita baru ditemukan pukul 05.15.


"Kerusakan lain, dua rumah rusak parah," katanya.


BPBD dan Dinas PU telah membersihkan jalan dari material longsor. Saat ini kondisi jalan sudah dapat dilalui kembali.


Gejala longsor

BPBD mengimbau masyarakat agar tetap siaga. Menurut Sutopo, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami puncak hujan pada Januari, sehingga potensi longsor dan banjir makin meningkat.  Longsor adalah bencana yang menyebabkan korban jiwa paling banyak selama 2014. Dari total 332 kejadian, 262 orang meninggal.


Daerah rawan longsor perlu memperoleh perhatian yaitu daerah-daerah pegunungan dan perbukitan di sepanjang Bukit Barisan dari Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Sumsel, Lampung. Di Jawa dan Bali bagian tengah dan selatan. Di Sulawesi hampir sebagian besar semua wilayah.


Beberapa gejala umum sebelum longsor ditandai oleh adanya keretakan tanah, amblesnya tanah pada lereng, penggembungan pada tebing lereng, miringnya pohon-pohon atau tiang-tiang pada lereng, munculnya rembesan air pada lereng secara tiba-tiba, dan mata air pada lereng menjadi keruh tiba-tiba.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya