BNPT: 300 WNI Jadi Anggota ISIS di Suriah

ISIS rilis video latihan
Sumber :
  • Youtube
VIVAnews -
Tim Pengawal Anies Pamitan usai Pilpres 2024 Berakhir
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan  bahwa hingga tahun ini terdapat sebanyak 300 Warga Negara Indonesia bergabung dengan kelompok Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).

Perasaan Shin Tae-yong Usai Timnas Indonesia U-23 Singkirkan Korea Selatan

Sebagian besar WNI yang terlibat ISIS berasal dari kelompok mahasiswa yang berusia antara 17 hingga 25 tahun.
Christian Bautista Bakal Tampil di Konser Westlife: The Hits Tour 2024


Tim Ahli BNPT Wawan Purwanto, Kamis 20 November 2014, menyatakan jumlah WNI yang terlibat ISIS berpotensi terus bertambah, mengingat gelombang pengiriman belum berhenti hingga saat ini.


"Yang terdata warga Indonesia sudah 300 yang bergabung dengan ISIS, gelombang terakhir berangkat dari Lamongan," kata Wawan.


Menurut Wawan, WNI yang terlibat ISIS dan berangkat ke Suriah mendapatkan modal sebesar US$1.500 untuk biaya akomodasi dan transportasi. Sasarannya, para remaja berusia antara 17-25 tahun.


Setelah bersedia ikut ISIS, para rekrutan asal Jawa Timur akan mendapatkan proses cuci otak yang berlangsung di kawasan Bangil, Pasuruan Jawa Timur. Setelah doktrin ISIS melekat, mereka diterbangkan ke Suriah melalui Kuala Lumpur dan Singapura. Di Suriah mereka akan mendapatkan pendidikan khusus.


Saat ini, kata Wawan, gelombang pengiriman ISIS belum juga berhenti. BNPT mendapat data pemberangkatan terakhir berasal dari Lamongan, Jawa Timur. "Kasus terakhir ada di Lamongan, ada pengiriman ke Suriah, saya lupa jumlahnya berapa," katanya.


Wawan menyebutkan, penanggulangan lewat sosialiasi penting dilakukan. Terutama, di kalangan mahasiswa. Sebab, mahasiswa adalah sasaran utama ISIS.


Banyaknya keterlibatan mahasiswa dan alumni perguruan tinggi dalam jaringan kelompok terorisme ini, kata dia, menunjukkan bahwa pengkajian ilmu agama masih kurang mendalam dan belum menjadi benteng dari penyebaran ideologi kelompok radikal.


"Sosialisasi ini penting untuk membentengi masyarakat dari aliran keras dan terorisme," kata Wawan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya