Ada Warisan Jurnalis Udin di Museum Pers

Warisan Jurnalis Udin
Sumber :
  • VIVAnews/Dwi Royanto (Semarang)

VIVAnews - Ada yang berbeda di pameran 'Museum Mart' yang digelar oleh Museum Jawa Tengah, Ronggowarsito Semarang. Dari ratusan koleksi puluhan museum di Pulau Jawa, ada peninggalan wartawan fenomenal, Fuad Muhammad Syafruddin alias Udin, tepatnya di zona Museum Pers.

Warisan benda pers milik jurnalis yang meninggal misterius tersebut berupa sebuah kamera dan tas yang menjadi ikon Udin ketika eksis mengkritis kebijakan  era Orde Baru tersebut saat itu.

Dalam pameran yang digelar sejak tanggal 28 Oktober 2014 sampai 2 November 2014 itu, pengunjung, baik pelajar maupun mahasiswa terlihat antusias mendekati lokasi pameran museum pers. Tak hanya benda-benda pers kuno, sejumlah dokumen dan arsip sejarah pers di Indonesia juga turut dipamerkan.

Udin merupakan wartawan Harian Bernas asal Bantul, Yogyakarta telah meninggal dunia pada 1996. Dia tewas usai dianiaya orang tidak dikenal di depan rumah kontrakannya, di Jalan Parangtritis. Udin meregang nyawa pada Jumat 16 Agustus 1996, setelah koma cukup lama.

YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”

Namun kematiannya hingga kini masih misterius dan memunculkan kontroversi.

Sementara itu, Staf Pelayanan Informasi Monumen Pers Nasional, Tri Rustriana mengaku sengaja memamerkan sebuah warisan jurnalis ternama, Udin, untuk sekaligus mengenang jasa jurnalis yang selalu aktif menyuarakan kebenaran tersebut.

Secara rinci, sejumlah benda milik Udin diantaranya kamera analog merek Ricoh buatan tahun 1990-an serta tas pinggang warna hitam. "Kita saat ini bawa kamera milik Udin karena dia salah satu pejuang pers di Indonesia," terangnya.

Kepala Seksi Konservasi dan Freservasi Monumen Pers Nasional, Sudaryanto, mengungkapkan, kamera Udin merupakan salah satu benda pers bersejarah yang patut diketahui publik. Sebab, benda tersebut masuk dalam sejarah pers, khususnya di Solo, Jawa Tengah.

"Selain itu, kita juga membawa dokumen dan arsip pers nasional. Seperti mesin ketik milik tokoh pers nasional Bakrie Soeriaatmadja yang dibuat kisaran tahun 1920-1927 silam," beber dia.

Dijelaskannya, Monumen Pers yang berlokasi di Solo hingga saat ini memiliki total 27 koleksi benda antik. Seperti benda Gramaphone, radio kuno, mesin cetak, mikro film, telpon KA stasion, peralatan terjun payung, dan sebagainya.

"Sebagian koleksinya, dipajang dalam bentuk digitalisasi, seperti dokumen-dokumen surat kabar pertama di Indonesia, " ujarnya.

Ia berharap, Monumen Pers lebih dikenal masyarakat luas dan dapat mendongkrak jumlah pengunjungnya. Bila tahun lalu bisa mencapai 7.000 pengunjung, maka di tahun ini diharapkan melebihi target.

Terpisah, Kepala Seksi Pengkajian dan Pelestarian Museum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah, Budi Santosa  menambahkan, kamera Udin baru pertama kali dipamerkan dalam gelaran Museum Mart. "Karena kamera Udin ini merupakan daya tarik yang akan menjadi bagian dari sejarah pers di Indonesia," katanya. (ita)

Ketua Umum PSSI Erick Thohir

Ditanya Kontrak STY, Erick Thohir Sebut Sepakbola Indonesia di Jalur yang Tepat

Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI kembali mendapat pertanyaan mengenai masa depan pelatih Shin Tae-yong di Timnas Indonesia. Sampai sekarang belum ada kejelasan.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024