Kusir Kuda Kirab Jokowi: Saya Ketiban Wahyu

Mas Ngabehi Mudjiono Prasetyo, kusir kuda kirab Jokowi-JK.
Sumber :
  • Fajar Sodiq/VIVAnews

VIVAnews - Kirab pelantikan presiden dan wakil presiden pada Senin 20 Oktober 2014 lalu menjadi pengalaman yang tidak mungkin dilupakan seumur hidup oleh Mas Ngabehi Mudjiono Prasetyo.

Dia menjadi bagian dari sejarah itu. Menjadi kusir kereta kuda yang dinaiki oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam kirab pesta rakyat menuju Istana Negara.

"Alhamdulillah, bangga dan senang karena buat sejarah anak cucu. Hitungannya kan ketiban wahyu. Dari tukang ngarit, rakyat kecil diutus bapak untuk ndereke pelantikan. Alhamdulillah, berjalan dengan lancar," ujar Mudjiono saat berbincang dengan VIVAnews di kediamannya di Jajar, Laweyan, Solo, Rabu 22 Oktober 2014.

Pagi itu Mujiono masih tampak lelah. Pria asli Solo itu baru tiba di rumah dari Jakarta pada Selasa kemarin sekitar pukul 15.00 WIB. Belum sempat istrirahat, Mudjiono harus berangkat ke Yogyakarta untuk menjadi tamu dalam wawancara sebuah televisi.

Dengan padatnya jadwal kegiatan tersebut, pria yang tinggal di daerah Jajar, Laweyan, Solo itu baru sempat merawat kuda-kudanya yang bertugas menarik kereta Jokowi-JK, Rabu pagi ini.

"Saya baru sempat ngerawat kuda pagi ini, mas. Makanya kandangnya ini masih nggak karuan," kata dia sambil menunjukkan pakan kuda yang masih berserakan.

Perawatan yang dilakukan hari ini adalah memandikan sembari menyikat kuda serta menyisir dan merapikan poni kuda. Usai pulang dari Jakarta, baru sempat dimandikan hari ini. "Ini kudanya juga nggak stres usai kirab kemarin," katanya.

Sementara itu, perihal pakan, kuda poni ini tidak terlalu rewel. Sebelum kirab mulai, Mudjiono terlebih dahulu memberi pakan kuda dan ramuan jamu.

"Kalau pakannya sih biasa, rumput dicampur dedak. Untuk minumannya saya kasih jamu, 10 butir telur ayam dicampur madu dan air hangat. Biar kondisi kudanya segar-bugar," kata dia.

Mudjiono menyanjung dua ekor kuda miliknya yang saat bertugas menarik kereta yang dinaiki Jokowi-JK berjalan dengan lancar alias tidak ada masalah. Padahal, saat kirab berlangsung ratusan ribu warga berkumpul di sekitar jalan yang dilintasi arak-arakan kirab pelantikan. Biasanya, kuda akan stres jika di sekelilingnya banyak orang.

"Tetapi kuda-kudanya juga tidak takut dan tetap nurut dengan perintah kusir. Yang saya bawa ke Jakarta memang kuda yang kondisinya bagus," ujar Mudjiono.

Mudjiono mengatakan, saat hendak naik kereta, Jokowi berpesan. "Pak Jokowi bilang, hati-hati ya mas mengusir kudanya," kata Mudjono menirukan ucapan Jokowi.

Jokowi-Jusuf Kalla Naik Andong ke Istana Merdeka
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla naik kereta kuda menuju Istana Negara, Senin 20 Oktober 2014.

Penyebaran Narkoba Jenis Fentanil Jadi Ancaman Global


Selama menempuh rute kirab, Jokowi dan JK terlihat bahagia. Mereka berdua selalu melambaikan tangan serta menebar senyum kepada ribuan warga yang telah rela menunggu lama untuk melihat kirab pelantikan.

"Kalau saya ya fokus ke kuda supaya tetap tenang dan tidak ngambek," kata dia terkekeh.

Kemudian setelah kirab sampai di titik finish di Istana Negara, Mudjiono pun menanyakan kepada Jokowi untuk turun dari kereta di sebelah mana. "Beliau malah menjawab, sebentar tak ganti baju dulu di kereta ini," kata dia. Jokowi pun mengganti jas di atas kereta sebelum turun ke istana.

Mudjiono mengaku takjub sekaligus tidak percaya dilibatkan dalam kirab. Sebab sebelumnya tidak pernah ada pelantikan presiden diarak dengan kereta kuda. Biasanya, usai pelantikan di gedung DPR/MPR, presiden dan wakil presiden langsung naik mobil menuju istana.

"Eh nggak tahunya beneran. Saya sempat heran, satu-satunya dalam sejarah Indonesia, mosok Pak Presiden dikirab naik kereta kuda kan unik itu. Ini tandanya Pak Jokowi suka nguri-uri budaya," tuturnya.

Kemudian ia menyebutkan bahwa kuda yang digunakan untuk menarik kereta yang dinaiki Jokowi-JK bernama Agustin dan Aura. Sedangkan kuda yang menarik kereta yang ditumpangi Iriana Jokowi dan Mufida Kalla bernama Srikandi dan Soleha.

"Itu kuda merupakan jenis kuda peranakan atau blasteran kuda lokal dengan kuda Australia. Semuanya berjenis kelamin betina. Kalau kuda jantan dipakai kirab bisa ngamuk," jelasnya.

Baca juga:

ASN dari 25 Instansi Sudah Siap Pindah ke IKN


Jelang Satgas RAFI, Dirut Pertamina Patra Niaga Gerak Cepat Cek Kesiapan Layanan Avtur di Lapangan


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya