Cerita Ledekan SBY ke Menlu Marty yang Tidur Mengenakan Jas

SBY saat rapat dengan Djoko Suyanto, Marty Natalegawa, Sudi Silalahi.
Sumber :
  • Antara/ Prasetyo Utomo
VIVAnews - Banyak kesan yang melekat pada beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu yang mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama 10 tahun memimpin negara. Termasuk Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Pati Djalal. 
Sidang Sengketa Pilpres, MK Pertimbangkan Hadirkan Mensos hingga Menkeu

Menurut dia, selama satu dasawarsa menjalankan tugasnya, SBY jarang tidur. Bahkan dia kerap membangunkan menterinya di jam-jam yang tidak normal untuk rapat.
4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

"Kalau di luar negeri saya dipanggil jam 4 pagi. Sudah tidurnya jam 2 pagi, dibanguninnya jam 4 pagi," kata Dino di Jakarta.
Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Salah satu contohnya, kata dia, ketika dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa semua menteri sibuk mempersiapkan segala keperluannya. Sehingga baru selesai tengah malam. Tetapi mereka harus kembali bangun pukul 04.00 WIB untuk rapat.

Ketika itu, kata Dino, SBY meminta seluruh menteri kumpul tepat pukul 04.00 WIB. Sampai-sampai dia tak peduli apapun yang dikenakan oleh menteri-menterinya asalkan harus sudah berkumpul tepat pukul 4 pagi.

"Pak Dino sudah datang nggak usah pake baju yang resmi-resmi pakai baju apa saja silakan," kata Dino menirukan ucapan SBY ketika itu.

Akhirnya Dino datang menggunakan kaos dan ketika itu untungnya SBY juga menggunakan kaos. Namun, hanya Menteri Luar Negeri Martu Natalegawa yang mengenakan jas lengkap. Atas penampilan itulah, kemudian SBY meledek Marty.

"Pak Marty ini kalau tidur pun pakai jas. Difoto kita saat itu, tentu itu tidak boleh dipublikasi," kata Dino.

Selalu Ingin Sempurna

Menurut dia, SBY adalah seorang yang ingin selalu sempurna dalam melakukan segala hal. Sehingga tak heran, dia selalu mengabaikan jam tidurnya hanya untuk menuntaskan pekerjaan yang belum selesai.

Misalnya, kata dia, ketika Dino mendapat tugas sebagai penulis pidato, SBY mengecek sendiri isi pidato itu dengan detail bahkan sangat memperhatikan ejaan, tanda baca titik atau komanya.

"Jadi kalau sudah diapproved sama beliau berarti itu sepenuhnya milik beliau dan beliau memang presiden yang langka dalam arti merasakan ownership total terhadap semua kata yang diucapkan beliau dan itu sangat membantu saya sebagai speech writer beliau," kata Dino. (adi)

Simak:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya