Pemulangan Jenazah Mayang ke Indonesia Terkendala

Mayang Prasetyo
Sumber :
  • facebook
VIVAnews - Tim Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri, mendatangi kediaman orangtua Mayang Prasetyo, di Bandar Lampung, Rabu, 8 Oktober 2014. Mayang merupakan warga negara Indonesia yang dibunuh secara sadis oleh suaminya, Marcus Peter Volke di Australia.
Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen

Kedatangan dua orang dari tim adalah untuk mencari data-data prinsip dari Mayang, untuk dicocokkan dengan jasadnya di Australia. 
6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

“Awalnya, kami melakukan komunikasi intensif dengan pihak keluarga korban, selain itu kami juga akan mengumpulkan dokumen-dokumen untuk verifikasi dan identifikasi korban,” ucap Julius Madakaka, salah satu anggota tim kepada wartawan.
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Julius, proses yang sedang dilakukan tim ini untuk mempercepat proses kepulangan korban ke Tanah Air. Dokumen-dokumen prinsip ini akan menjadi data dukung utama dan akan dikumpulkan untuk nantinya diserahkan ke KJRI di Australia.

Julius meneruskan, dokumen-dokumen yang diperlukan antara lain sidik jari, rekam medis dan juga hasil tes DNA dari orangtua korban. Menurut dia, jasad korban baru benar-benar boleh dipulangkan ke Tanah Air, setelah teridentifikasi valid sebagai Febri Andriansyah, nama asli Mayang Prasetyo.

Mengingat data yang didapat dari keluarga Mayang masih berupa data umum seperti kartu keluarga dan ijazah maka tim akhirnya menelusuri pencarian data prinsip ke sekolah-sekolah Mayang dahulu. Sekolah Mayang sejak sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas akan didatangi oleh tim kementerian luar negeri ini.

Sementara, hari ini tim baru sempat mencari data Mayang ke Yayasan Bina Mulya, dimana Mayang menamatkan jenjang sekolah menengah atas (SMA) nya. Namun, di sana juga ternyata tim terkendala karena yang ditemukan hanya data pribadi Mayang, dan tidak mendapatkan sidik jari.

“Kami akan terus berupaya untuk mencari kelengkapan dokumen-dokumen tersebut,” ucap Julius.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya