Kisah Miris Kelangkaan BBM di Perbatasan RI-Timor Leste

Pengantre di SPBU perbatasan Ri-Timor Leste
Sumber :
  • Credit : Judith Lorenzo Taolin
VIVAnews - Potret di perbatasan ini sungguh miris. Lebih dari setahun warga kabupaten Malaka Nusa Tenggara Timur (NTT), kesulitan memperoleh bahan bakar minyak (BBM). 
Timnas Indonesia U-23 Dapat Kabar Baik Jelang Lawan Korea Selatan

Dua SPBU di wilayah perbatasan Motamasin dan Malaka, NTT ini hanya buka dua jam untuk melayani pengisian BBM, lalu menutupnya kembali. Akibatnya ratusan pengguna kendaraan roda dua dan empat rela antre dari pukul 4 subuh untuk memperoleh BBM.
Catat! Inilah 5 Bulan Terbaik untuk Menikah Menurut Islam

Padahal SPBU baru akan melayani pengisian pada pukul 8 pagi. Antrean warga yang mengular hingga 500 meter pun tak terhindarkan. Pengantre datang sejak subuh dengan alasan khawatir tidak memperoleh kebagian jatah BBM. Pasalnya SPBU hanya membuka pelayanan selama dua jam saja, dari pukul 08.00 hingga 10.00 WITA.
PKS Berterima Kasih kepada Anies-Cak Imin dan Merasa Bangga Jadi Koalisi Perubahan

Beberapa sopir kendaraan roda empat di antaranya, Roberto Nahak dan Nikolaus Nenometan, menilai aparat perbatasan yang sementara bertugas di wilayah perbatasan Malaka - Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), tidak mampu menangani berbagai permasalahan terkait krisis BBM. 

"Kita di sini SPBU hanya buka dua jam setiap hari. Jam 8 dibuka, jam 10 sudah tutup. Antre sejak subuh tetapi tidak dapat BBM. Sementara banyak masalah penyelundupan BBM di perbatasan. Percuma ada aparat perbatasan, tapi tidak bisa berbuat apa - apa," protes dua sopir yang merasa rugi lantaran usaha jasa angkutannya macet.

Kerap kisruh di SPBU

Ungkapan kekesalan yang sama disampaikan pelanggan SPBU Betun lainnya, mereka menilai hadirnya aparat perbatasan RI - RDTL,  menambah catatan buruk kinerja aparat keamanan perbatasan. Aparat, menurut warga, dinilai tidak mengawasi jalannya proses pengisian SPBU yang kerap menuai kisruh hingga terjadi perkelahian, karena berebut antrean pengisian.

Pemandangan kelangkaan BBM ini sudah dirasakan warga Kabupaten Malaka lebih dari setahun sejak pemekaran wilayah Malaka dari kabupaten induk yakni Belu, pada April 2012 lalu. 

Warga pesimis, meski pasokan BBM dari Pertamina mencapai berjuta juta barel sekalipun, namun BBM di wilayah selatan perbatasan RI-RDTL ini terus saja akan langka. Psalnya diduga kuat alokasi BBM untuk Malaka diduga selundupkan ke negara Timor Leste.

Dugaan warga ini beralasan karena kelangkaan justru terjadi dalam situasi normal bukan pada hari raya besar keagamaan.

Laporan : Judith Lorenzo Taolin
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya