Genre Jurnalisme Komik Lahir di Bengkulu

Launching Film The Avengers
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Kreatif. Kata ini bisa digambarkan saat pertama kali melihat hasil karya yang diciptakan oleh Perkumpulan Spora Bengkulu. Sentuhan karya mereka berani membongkar kebiasaan, dengan menyajikan sebuah media informasi, edukasi, sekaligus advokasi melalui sebuah komik.

Komik memang sudah jauh dikenal sejak berpuluh tahun silam. Namun ini berbeda, sajian komik dengan sentuhan jurnalisme, seakan memberi angin baru bahwa genre jurnalisme ternyata juga bisa disajikan lewat gambar.

"Ini adalah genre baru karya jurnalistik. Selama ini bentuk karya jurnalistik hanya tersaji di televisi, koran, atau online. Kali ini, kami ingin membuat sesuatu yang berbeda, yakni gaya jurnalisme lewat komik," ujar Direktur Spora Bengkulu Dedy Ferdian Singgih saat peluncuran terbitan pertama Spora yang diberi nama Konteks, Komik dan Teks, di Bengkulu, Rabu 1 Oktober 2014.

Menurut Dedi, jurnalisme komik merupakan genre baru di dunia jurnalisme dan komik. Disebut jurnalisme komik karena karya yang dihasilkan merupakan gabungan komik, teks, dan foto berbasiskan data dan fakta yang dilakukan menggunakan metodologi jurnalistik.

Tokoh Agama Papua: Jangan Ikut Ajakan Sesat Aksi Demo 1 Mei, Pihak Tidak Bertanggungjawab

Kemunculan genre ini pertama kali dipelopori oleh Joe Sacco yang menerbitkan buku komik berjudul Footnotes In Gaza dan lainnya, hanya saja di Indonesia genre ini belum begitu populer dan digagas serius.

"Jadi ini benar-benar berbeda dengan komik konvensional. Sepintas lihat, boleh saja hasil karya kami ini disebut koran komik. Karena bercerita layaknya berita. Hanya saja dikompilasikan antara teks dan gambar," kata Dedi.

Penerbitan media nonprofit ini, direncanakan akan diproduksi secara berkala dua mingguan dan didistribusikan secara gratis ke khalayak sasaran. Untuk pendanaannya pun, masih bersifat donasi baik itu secara personal maupun institusional. "Untuk pencetakan edisi perdana hingga ketiga, Spora mendapatkan dukungan dari Yayasan Akar Bengkulu, Women Crisis Centre (WCC) Cahaya Perempuan dan Walhi Daerah Bengkulu. Bahkan, WCC Cahaya Perempuan telah berencana mendukung pencetakan Konteks sebanyak enam edisi selama 2014,” kata Dedi optimis.

Ia mengaku, selain menerbitkan Konteks, Spora juga berinisiatif untuk mengembangkan jurnalisme komik partisipatif kepada masyarakat. Langkah ini dilakukan dengan membangun komunitas bagi masyarakat. Termasuk di antaranya adalah memfasilitasi kursus untuk pelajar SMP Alam Bengkulu Mahira, mulai pertengahan bulan ini.

"Kegiatan membangun komunitas untuk masyarakat umum dan memfasilitasi kursus untuk pelajar SMP Alam Bengkulu itu dilakukan secara kesukarelaan,” ujar Dedy yang juga pemilik usaha kaos kartun Gerot.

Hingga kini, perkumpulan yang menamakan dirinya Solidaritas untuk Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat--Spora--, hanya berangggotakan tiga orang yakni Dedek Hendry dan Harry S, yang tergabung sebagai anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bengkulu dan The Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) Simpul Bengkulu.

Rizky Nazar

Usai Ramai Digosipkan Selingkuh, Rizky Nazar Minta Maaf

Belakangan ini ramai diperbincangkan hubungan asmara Rizky Nazar dan Syifa Hadju yang diduga kandas akibat Salshabilla Adriani. Hal ini berawal dari potongan video mereka

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024