Sumber :
- ANTARA FOTO/Rudi Mulya
VIVAnews
- Musim kemarau panjang tahun ini meningkatkan jumlah penderita muntaber dan diare di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Rumah Sakit Umum Prof Dr WZ Johannes Kota Kupang mencatat ada 124 pasien muntaber sejak awal September 2014. Kebanyakan adalah anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang dirujuk dari berbagai puskesmas di Kota Kupang.
Rumah Sakit Umum Prof Dr WZ Johannes Kota Kupang mencatat ada 124 pasien muntaber sejak awal September 2014. Kebanyakan adalah anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang dirujuk dari berbagai puskesmas di Kota Kupang.
Baca Juga :
Anaknya Dituding Selingkuhan Rizky Nazar, Ibu Salshabilla Adriani: Bunda Tahu Sakitnya Hati kamu
Kondisi ratusan balita itu lemas akibat dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh setelah muntah-muntah secara terus-menerus disertai buang air besar. Mereka dirawat di ruang khusus perawatan anak. Tim medis harus memberikan tambahan cairan tubuh melalui selang infus.
Miance Kase, orangtua seorang balita pasien muntaber, mengatakan bahwa anaknya mengalami muntah-muntah yang disertai buang air secara terus-menerus selama dua hari. Ia kemudian membawa anaknya ke puskesmas setempat. Namun kondisinya melemah. Puskesmas merujuk balita tersebut ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan medis yang lebih memadai.
Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Umum Prof Dr WZ Johannes, dr Mina Sukri, mengatakan sejak awal hingga pertengahan September, pihak rumah sakit memang telah merawat sedikitnya 124 orang pasien muntaber. Umumnya balita dalam kondisi yang sudah cukup lemas akibat kekurangan cairan.
Wabah muntaber yang melanda Kupang terjadi sejak akhir aguistus lalu. Itu disebabkan pola hidup masyarakat yang kurang bersih ditambah dengan kondisi NTT yang tengah dilanda musim kemarau. Selain itu, air yang dikonsumsi para balita juga kurang higienis.
Frits Floris/Kupang
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Kondisi ratusan balita itu lemas akibat dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh setelah muntah-muntah secara terus-menerus disertai buang air besar. Mereka dirawat di ruang khusus perawatan anak. Tim medis harus memberikan tambahan cairan tubuh melalui selang infus.