Empat Pesawat Tujuan Pekanbaru Dialihkan ke Batam akibat Kabut Asap

kabut asap di Bandara Sultan Syarif Kasim.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/FB Anggoro
VIVAnews
KPK Ungkap Background Pejabat Pemilik Aset Kripto Miliaran
- Kabut asap semakin parah di Riau. Selain kualitas udara yang tidak sehat untuk kesehatan, ketebalan kabut asap menyebabkan jarak pandang terbatas. Kondisi membuat penerbangan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau, terganggu.

Kejuaraan Golf Internasional, Pj Gubernur Sumut Optimis Jadi Ajang Pembinaan Atlet

Kamis pagi, 18 September 2014, jarak pandang di Pekanbaru dan beberapa daerah lain di Riau hanya 800 meter. Hal ini tidak aman untuk penerbangan, khususnya pendaratan.
5 Fakta Menarik Jelang Duel Everton vs Liverpool di Premier League


Empat penerbangan dari Jakarta tujuan Pekanbaru belum bisa mendarat. Keempat maskapai itu adalah Citilink, Lion Air, dan dua pesawat Garuda Indonesia.


"Pesawat Citilink dari Jakarta tujuan Pekanbaru tidak bisa mendarat, karena terbatasnya jarak pandang. Citilink yang harusnya nendarat 07.55 WIB tadi pagi terpaksa divert (dialihkan) ke Batam," kata Airport Duty Manager Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Ibnu Hasan.


Untuk tiga penerbangan lainnya, pihak Bandara Pekanbaru belum mendapatkan informasi dialihkan mana.


Ia menjelaskan, untuk pendaratan dengan jarak pandang 800 meter tidak aman. Minimal harus 1.000 meter. "Kalau untuk keberangkatan masih bisa. Dua penerbangan tujuan Jakarta tadi jam 7.00 WIB sudah berangkat, Garuda dan Lion Air,” tambahnya.


Kondisi kabut asap di Riau masih memburuk. Api masih terdeteksi di beberapa titik. Tak hanya Riau, sejumlah provinsi lain di Sumatera juga masih dikelilingi titik panas. Malahan hari ini satelit Terra dan Aqua mendeteksi terjadi peningkatan jumlah titik api di pulau Sumatera, yakni mencapai 329 titik.


"Indeks Standar Pencemar Udara pagi ini di Pekanbaru menunjukkan udara tidak sehat, indikator sudah menembus angka 197 psi," kata Kepala Bidang Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Agus Wibowo. (ita)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya