Transaksi Wisata Paedofil ke Indonesia Bernilai Miliaran Rupiah

Ilustrasi kekerasan seksual.
Sumber :
  • VIVAnews/Joseph Angkasa
VIVAnews - Belum tuntas kasus kekerasan seksual yang menimpa sejumlah siswa di Taman Kanak-kanak Jakarta International School (JIS), informasi terbaru yang muncul tak kalah pedihnya. Ratusan paedofil dikabarkan telah datang ke Indonesia tahun ini untuk wisata seks.
Meski Teuku Ryan Upayakan Banyak Usaha Buat Rujuk, Ini yang Bikin Ria Ricis Mantap Cerai

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, menyebut tak dapat dipungkiri bahwa bisnis wisata seks paedofil ke Indonesia ini sangat sistematis hingga menggunakan event organizer (EO) yang mengarahkan para turis paedofil untuk masuk ke daerah-daerah tertentu mencari target anak-anak di perkampungan.
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia

"Ini bisnis yang menggiurkan. Uang yang masuk pun tidak sedikit, jumlahnya mencapai hingga miliaran. Maka pantas saja akhirnya ditelusuri melalui PPATK," ujar Arist kepada VIVAnews, Kamis 18 September 2014.
Gak Minta Kado, Maxime Bouttier Ngarep Quality Time Bareng Luna Maya di Hari Ulang Tahunnya

Menurut Arist, sejak Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (FBI) mengungkapkan seorang penjahat kekerasan seksual pada anak-anak bernama William James Vahey pernah menjadi pengajar di JIS, maka saat itulah Indonesia bisa dinyatakan darurat paedofil.

"Vahey bersembunyi di Indonesia 10 tahun, padahal dia incaran FBI, tapi tidak ada yang tahu. Di sinilah pentingnya perhatian dari pemerintah," kata dia.

Selama 10 tahun terakhir, tidak ada keseriusan dari Kementerian Sosial dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk memberantas pelaku kejahatan seksual.

"Harus ada program reaksi cepat nasional, tapi kan itu butuh biaya yang besar. Saya masih tetap berharap ke pemerintah yang baru untuk meletakkan program ini sebagai prioritas, karena sudah ada fakta dan data," ucap Arist. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya