Potensi Banjir Lahar Dingin di Gunung Slamet

Gunung Slamet dilihat dari pos pengamatan Gambuhan, Pemalang
Sumber :
  • Wiwing Wiwoho
VIVAnews
Pelita Air Klaim Tak Ada Kendala saat Angkut Penumpang Arus Balik Lebaran 2024
- Setelah terjadi letusan yang disertai semburan abu vulkanik dan suara dentuman yang keras beberapa waktu lalu, aktivitas Gunung Slamet menunjukkan penurunan.  Namun demikian, gunung yang mencakup wilayah Kabupaten Pemalang, Banyumas, Tegal, Purbalingga dan Brebes, masih berpotensi mengalami banjir lahar dingin bila hujan turun.

Jeep Rubicon Mario Dandy Dilelang dengan Harga Limit Rp809 Juta, Intip Spesifikasinya

"Penasaran karena sekarang tampak tenang sekali seperti sedang tidur, padahal beberapa hari yang lalu sempat menghebohkan dengan letusan dan suara dentuman yang cukup keras," kata Asrori, warga Tuwel yang datang ke Pos Pengamatan Gambuhan Selasa, 16 September 2014.
Pesan Vicky Prasetyo Jika Meninggal Dunia, Minta Hal Ini ke Keluarga


Data yang diperoleh dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Gambuhan, hari ini tidak terekam adanya aktivitas apapun pada alat pemantau baik seismograf, seismik maupun lainya.


Pos Pengamatan Gunung Api Slamet Gambuhan, Pemalang, Jawa Tengah.


Secara visual cuaca terang angin tenang dari timur, Gunung Slamet tampak jelas namun tidak teramati asap di puncaknya. Kesimpulannya aktivitas kegempaan menurun, namun status masih tetap Siaga level III.


Ketua Pos Pengamatan Gambuhan Sudrajat mengatakan, potensi banjir lahar memang mungkin terjadi, karena material abu vulkanik dan pasir dari beberapa letusan sebelumnya masih berada di lereng gunung.


"Apabila hujan turun tidak menutup kemungkinan bisa terjadi banjir lahar yang membawa maerial pasir dan abu," kata Sudrajat.


(Wiwing Wiwoho/ Pemalang)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya