Seorang Pengusaha Ungkap Aliran Dana ke Stafsus Menteri PDT

Evaluasi Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Direktur PT Papua Indah Perkasa, Teddy Renyut, mengakui adanya aliran uang sebesar Rp6 miliar ke Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. Hal tersebut diungkapkan oleh Teddy saat menjadi saksi untuk terdakwa Yesaya Sombuk, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin 15 September 2014.

Teddy mengungkapkan bahwa semua sudah dia masukan ke dalam Berita Acara Pemeriksaannya. Jaksa KPK kemudian membacakan BAP Teddy yang mengatakan bahwa dia memberikan uang sebesar Rp3,2 miliar pada tahun 2013 untuk mendapatkan proyek di Kementerian PDT pada tahun 2014, termasuk, proyek Talud Biak.

Dia menyerahkan uang itu kepada Budiyo, yang dia akui adalah anak buah Sabilillah Ardi, orang yang biasa mengurus anggaran di Kementerian PDT. Sabilillah Ardi sendiri merupakan staf khusus Menteri PDT, Helmy Faishal Zaini.

Selain itu, dalam BAP Teddy juga menyebut ada penyerahan uang kepada Ardi sebesar Rp290 juta. Uang itu disebut untuk membayar tiket perjalanan rombongan menteri PDT ke luar negeri.

"Saat itu Ardi minta ke saya secara lisan. Beliau sempat mengacam kalau saya nggak bantu beliau, beliau lepas tangan untuk urus yang punya saya yang udah saya keluarkan Rp3,2 miliar termasuk untuk biak itu," tutur Teddy.

Teddy mengaku pada awalnya tidak mengetahui tiket itu atas nama siapa. "Saya mengetahui setelah di proses penyidikan atas nama menteri dan istri," ujar dia.

Jaksa kemudian memastikan menteri yang dia maksud itu. "Pak Helmy Faisal Zaini ya. Itu saya baru tahu di penyidikan," jawab Teddy.

Selain Rp3,2 miliar, Teddy juga memberikan uang sebesar Rp6 miliar kepada seorang yang bernama Adit untuk mendapatkan proyek APBN-P 2014 di Kementerian PDT. Teddy menyebut bahwa Adit adalah calo di Kementerian PDT.

"Adit itu orangnya pak Muamir. Pak Muamir itu salah satu kerabat Menteri PDT. Jadi saya mempercayai lewat itu," ujar dia.

Akhirnya Letkol Danu Resmi Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Gantikan Raja Aibon Kogila

Setor Uang

Menurut Teddy, dia sudah bertemu dengan Muamir Muin Syam yang juga merupakan staf ahli Menteri PDT, dan dia menyerahkan urusan penyetoran uang melalui Adit.

Teddy juga mengaku memberikan uang kepada Muamir serta seseorang bernama Har. Menurut Teddy, dia memberikan uang sebesar Rp250 juta kepada Muamir, namun tidak disebutkan uang yang diberikan kepada Har, yang disebutnya adalah anak buah Ardi itu.

Selain memberikan kepada Kementerian PDT, Teddy juga menyerahkan uang Rp950 juta ke Bupati Biak, Yesaya Sombuk dan uang Rp65 juta ke Kepala BPBD Biak Numfor, Yunus Sadlembolo. Tujuannya, adalah terkait proyek Talud.

Dia mengakui bahwa pemberian uang itu memang tidak dibenarkan. "Tapi pengalaman saya selama beberapa tahun, kenapa saya bisa ngurus proyek sampai di kementerian, karena pengalaman dari Papua proposal kami selalu ditolak kalau enggak ada pakai duit," ujar Teddy. (ren)

Mitsubishi Fuso Resmikan Diler 3S Baru di Morowali
Ilustrasi jenis sabu.

Polres Malang Bongkar Home Industry Sabu di Jatim

– Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Malang berhasil membongkar praktik produksi narkotika jenis sabu di wilayah Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024