Kata Anas soal Uang Rp200 Juta Hingga ke Luar Negeri Gratis

Anas Urbaningrum.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menyebut bahwa uang sebesar Rp200 juta dari perusahaan Machfud Suroso, bukanlah untuknya.
Kasus Remaja Perempuan 16 Tahun Ditemukan Tewas di Dalam Hotel, Polisi Tangkap 2 Pria

Uang itu disebut oleh Direktur Operasional PT. Dutasari Citralaras, Roni Wijaya, sebagai pemberian dari Machfud Suroso untuk pemenangan Anas dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010.
Bluebird Hadirkan Layanan Baru, Pakai Toyota Voxy

Anas mengatakan, ada barang bukti berupa cek yang telah disita penyidik KPK terkait aliran uang tersebut. Namun, menurut Anas, tidak ada tulisan yang mencantumkan bahwa uang itu untuk Anas.
Bergerak Cepat, Bea Cukai Kudus Kembali Temukan Dua Bangunan Tempat Produksi Rokok Ilegal

"Hanya data keluar uang. Dicairkan uang Rp204 juta, tidak ada keterangan untuk Anas," kata Anas, usai menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat 29 Agustus 2014.

Oleh sebab itu, Anas sempat menanyakan apakah Machfud Suroso pernah pergi ke Bandung. Machfud mengatakan dalam kesaksiannya mengaku bahwa dia tidak pernah ke Bandung. "Ke Bandung saja tidak pernah, apalagi menyerahkan uang ke Bandung," kata Anas.

Saat disinggung apakah saksi yang dihadirkan termasuk dalam saksi yang meringankan bagi dia, Anas menjawab secara diplomatis. "Bukan meringankan, kesaksiannya itu mengatakan fakta yang berbeda dengan dakwaan penuntut umum," ujar dia.

Soal Istri dan ke Luar Negeri Gratis

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menjelaskan perihal terdapatnya nama istrinya yakni Athiyyah Laila, sebagai salah satu pemilik dari PT. Dutasari Citralaras.

Anas menuturkan, terdapatnya nama istrinya sebagai pemegang saham di PT. Dutasari Citralaras adalah karena tujuan awal pembentukan perusahaan itu adalah untuk membangun usaha hotel di Bantul, Yogyakarta.

Namun, lantaran proyeknya kemudian tidak berjalan lancar, Anas meminta istrinya itu untuk mundur.

"(Tahun) 2009 saya minta berhenti, apalagi proyeknya tidak jadi. Tahun 2011 karena ada serangan itulah saya tanya apakah proses pengunduran diri itu sudah ada apa belum, karena itulah ada perintah ke Roni untuk mengurus aktanya. Tidak pernah ada gaji, tidak aktif, tidak ada fee, dan lain-lain," kata Anas saat memberi tanggapan dalam persidangan.

Dalam kesempatan yang sama, Anas Urbaningrum juga membantah pernah meminta dibiayai perjalanan ke Singapura dan Hong Kong oleh Direktur Utama PT. Dutasari Citralaras, Machfud Suroso.

Anas mengakui pernah berangkat ke luar negeri, namun dia mengatakan membayar sendiri biaya perjalanannya. "Betul, saya pernah ke Singapura, Hong Kong. Alhamdulillah tiketnya beli sendiri, tidak pernah tiketnya diberikan, yang pernah saling traktir," tutur Anas.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya