Buka Forum Aliansi PBB, SBY Soroti Maraknya Paham Radikalisme

Pidato Kenegaraan Terakhir SBY
Sumber :
  • Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki
VIVAnews
Gandeng IDH.ID, KoinWorks Sediakan Layanan Pay Later bagi UMKM dan Ritel
- Presiden SBY pada Jumat pagi, 29 Agustus 2014 membuka dan sekaligus menjadi pembicara kunci forum global ke-6 Aliansi Peradaban (UNAOC) di Plenary Hall, Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC). Dalam forum yang baru kali pertama diselenggarakan di kawasan Asia Tenggara itu, SBY menyoroti kian tumbuh suburnya paham radikalisme yang memicu risiko tindak teror.

Jalan Salib Kolosal di Ruteng Ikut Dijaga Remaja Muslim, Ribuan Orang Menyaksikan

Itu semua bermula, ujar SBY, dari adanya rasa kecurigaan terhadap perbedaan dan keragaman. Hal tersebut, lantas dijadikan dasar oleh kelompok tertentu untuk membuat perselisihan.
Membintangi Drakor Populer The Matchmakers, Inilah Profil dan Fakta Tentang Jung Shin Hye!


Salah satu kelompok yang disebut SBY yang memiliki paham radikal yakni Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS). Kelompok ini diketahui berkembang dengan pesat di negara Irak dan Suriah. Namun, dikhawatirkan mereka memiliki pejuang asing dari berbagai negara, termasuk Indonesia sehingga memicu teror baru terhadap dunia.


"Kelompok ISIS diketahui telah menjadi kelompok teror yang paling kaya saat ini," ungkap SBY.


Data dari harian Telegraph edisi pertengahan Juni lalu, kelompok ini diprediksi memiliki dana senilai lebih dari 256 juta Poundsterling  atau Rp4,9 triliun. Dana itu diperoleh salah satunya dengan merampok bank yang ditinggalkan ketika ISIS mengambil alih kota Mosul, Irak.


Ancaman lainnya, ujar SBY, terlihat masih tingginya Islamofobia di dunia barat. Konflik kata SBY, masih terus berlanjut di beberapa lokasi, seperti krisis militer di Ukraina yang mengubah persamaan geopolitik, konflik di Palestina dan Semenanjung Arab.


"Palestina masih tetap jauh dari janji untuk memerdekakan mereka, di tengah-tengah solusi perdamaian Israel dengan Hamas,"  kata dia.


Oleh sebab itu, forum UNAOC ini dianggap SBY memainkan sebuah peranan penting untuk memperbaiki situasi dunia yang mulai mengkhawatirkan. Salah satunya, ujar SBY, dengan berpegang kepada empat pilar kerjasama UNAOC yaitu pemuda, media, migrasi dan pendidikan.


"Dengan itu, peradaban kita dapat membuat sebuah perbedaan dengan melawan prasangka, kebodohan, ekstrimisme dan ketidakadilan di seluruh dunia," kata SBY.


Forum peradaban ini, imbuh SBY, dapat memulihkan kembali kepercayaan strategis antar negara. Dia lalu mengambil contoh pemulihan hubungan diplomatik Indonesia dengan Timor Leste.


"Walaupun melalui sejarah menyakitkan, namun kami mampu menjalin hubungan dari musuh menjadi salah satu kerjasama bilateral terbaik yang kami miliki di Asia," imbuh SBY.


Dia menambahkan, jika Indonesia dengan Timor Leste pada akhirnya bisa melewati masa sulit masing-masing kedua negara, maka hal serupa juga bisa dilakukan negara lainnya.


Dalam forum itu SBY turut didampingi antara lain oleh Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, Perwakilan PBB untuk Aliansi Peradaban, Nassir Abdulaziz Al-Nasser dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. Forum UNAOC telah dimulai sejak Kamis kemarin, dengan acara UN Youth.


Dalam acara tersebut, sebanyak 100 pemuda terbaik dari seluruh dunia berkumpul untuk mencari solusi atas masalah yang terjadi di peradaban masa kini. Acara ditutup hari Sabtu esok.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya