- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Presiden terpilih, Joko Widodo, mengaku sudah mengirimkan karangan bunga untuk mengucapkan rasa bela sungkawa kepada Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi, yang meninggal di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta tadi malam pukul 21.35.
Jokowi tidak datang melayat secara khusus ke rumah duka pria yang sealmamaternya di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada itu. Jokowi berhalangan karena ada beberapa agenda yang sudah dijadwalkan tidak bisa ditinggalkan begitu saja.
"Saya sudah ucapkan bela sungkawa, sudah tadi kirim bunga," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat 29 Agustus 2014.
Jokowi mengaku sudah mengenal Suhardi sejak lama, sejak dirinya masih berkuliah di Jurusan Kehutanan Universitas Gajah Mada. Saat itu, Suhardi adalah asisten dosen ketika dia masih mahasiswa mahasiswa.
Sosok Suhardi di mata Jokowi sendiri, merupakan seorang yang pekerja keras dan santun baik itu dalam bergaul maupun dalam berpolitik.
"Dulu waktu saya kuliah beliau masih asisten dosen, kalau tidak keliru, saya kenal lama dengan beliau," tutur Jokowi.
Seperti diketahui, Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi, meninggal di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta akibat kanker paru-paru. Jenazah Suhardi disemayamkan di Rumah Duka DPP Partai Gerindra, Ragunan.
Suhardi lahir di Klaten, 13 Agustus 1952. Ia seorang intelektual dan praktisi kehutanan Indonesia. Suhardi merupakan, Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM ini dikenal dengan julukan Profesor Telo (ketela) dan Pejuang Kedaulatan Pangan, karena tak bosan mengkampanyekan bahan pangan lokal.
Selesai S-3 (1987), Suhardi mendeklarasikan ‘Sumpah Gandum’. Sebuah ikrar tidak memakan gandum dan produk turunannya, hingga masyarakat Indonesia sejahtera, tak bergantung pada gandum.
Bahkan saat menjabat Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Dephut (2001), Suhardi mengarahkan jajaran di bawahnya agar membudayakan makan makanan lokal, seperti ketela dan umbi-umbian.